Sejalan dengan tingkat kemajuan pembangunan maka kebutuhan manusia terus meningkat. Pemenuhan kebutuhan pangan meliputi karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan hormon. Penelitian dan penerapan hasil penelitian di berbagai bidang ilmu dan teknologi terus diupayakan dan dikembangkan agar pemenuhan kebutuhan terwujud.
Di pihak lain manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya berusaha memanfaatkan segala sistem yang ada di sekitarnya. Salah satu sistem yang sangat penting adalah Sistem Bio-Sosio-Ekonomi yang (Download dalam bentuk file, Click Here)bernama peternakan.
Sistem ini sangat penting karena menghasilkan bahan pangan manusia yang bergizi tinggi, yaitu protein hewani. Oleh karena itu melalui peternakan manusia tidak henti-hentinya mengusahakan peningkatan produksi ternak yang berupa protein hewani, baik berupa daging, susu dan telur. Usaha-usaha tersebut antara lain melalui penerapan ilmu dan teknologi beternak yang disebut pemuliaan ternak. Setelah komputer diciptakan maka perkembangan dan penerapan pemuliaan ternak makin maju dengan pesat.
Komputer adalah suatu alat elektronika yang dikembangkan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan dan memecahkan persoalan yang dihadapi oleh manusia dalam mencoba mengikuti perkembangan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Komputer mempunyai bagian utama perangkat keras dan perangkat lunak yang berupa paket program, namun yang paling penting adalah ketrampilan manusia, pemakai komputer tersebut. Karena alat ciptaan manusia maka komputer dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia yang makin lama semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitasnya. Oleh karena itu komputer harus dapat memenuhi syarat dari sudut kemampuan menyelesaikan pekerjaan ditinjau dari kuantitas dan kualitasnya.
Pemanfaatan sistem komputer di berbagai bidang kehidupan manusia sudah sejak lama dimulai. Pemanfaatan tersebut antara lain untuk, memecahkan masalah, analisis data dan simulasi. Khusus di bidang pemuliaan ternak manfaatan komputer di gunakan dalam program pencatatan produksi, penaksir hasil seleksi, analisis data untuk penaksiran parameter genetik untuk tujuan peningkatan produksi melalui peningkatan mutu genetik.
Bab Pendahuluan akan disampaikan dengan sistematik, 1) Peranan dan Pemanfaatan Pemuliaan Ternak; 2) Pemanfaatan Sistem Komputer di bidang Pemuliaan Ternak; 3) Harapan untuk Masa Depan.
Peranan dan Manfaat Pemuliaan Ternak
Sejarah Singkat Perkembangan Pemuliaan Ternak
Dalam berbagai kepustakaan dapat ditelusuri bahwa pemuliaan ternak dikembangkan mulai tahun 1760 dan dilaksanakan oleh Robert Bakewell di Inggris. Pengembangan dimulai dengan ternak kuda, domba dan sapi. Keberhasilannya terletak pada tiga hal, yaitu pertama, dia telah menetapkan sasaran yang dia inginkan misal mendapatkan sapi potong yang berbentuk pendek dan cepat dewasa yang waktu itu belum ada. Kedua, dia tidak menjual ternak jantan tetapi meminjamkannya kepada peternak lain dan peminjam mengembalikannya apabila pejantan tersebut mewariskan mutu genetik yang baik. Ketiga, membiakkan ternak yang baik dengan yang baik, tanpa menghiraukan hubungan kekerabatan yang ada. Sebagai akibatnya sering dilak-sanakan perkawinan silang dalam yakni perkawinan antar saudara. Silang dalam tersebut mengarah dihasilkannya trah yang relatif murni, meskipun tanpa diikuti pencatatan.
Metode Backewell ditiru secara luas dan mulai ditetapkan syarat-syarat trah. Trah yang relatip murni tersebut dibawa ke Amerika, kemudian dibiakkan murni dan disilangkan dengan rumpun lokal.
Asosiasi trah mulai dibentuk pada periode 1870 - 1900, mempunyai andil besar dalam pengembangan pemuliaan ternak atau perbaikan genetik ternak. Periode ini ditandai dengan pengembangan buku registrasi untuk menjamin kemurnian trah diikuti dengan semangat kompetitif oleh berbagai asosiasi trah. Terjadilah penyisihan ternak berdasar kemurnian trah sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh asosiasi meskipun belum berdasar pada keunggulan genetik. Namun tetap diakui bahwa sumbangan asosiasi tersebut sangat besar terhadap perkembangan peternakan di Amerika.
Periode setelah asosiasi trah adalah pengembangan inseminasi buatan (IB). Spallanzani pada tahun 1780 melaksanakan IB pada anjing, kemudian pada 1899 di Rusia dikembangkan pada ternak dan mulai 1930 di coba di Eropa. Inseminasi buatan pada sapi perah di mulai 1938 oleh Perry di New Jersey Dairy Extension Service. Ide lB menyebar ibarat seganas api dan banyak dibentuk organisasi atau kelompok IB (Warwick dan Legates, 1979)
Periode setelah 1971 keberhasilan IB mulai dilaporkan oleh Departemen Pertanian Amerika. Dilaporkan bahwa IB telah digunakan pada 8643.089 ekor sapi, 3620 pejantan digunakan untuk menginseminasi rata-rata 3620 ekor sapi betina (7 juta lebih sapi perah dan 1 juta lebih sapi pedaging). Pada tahun 1971 penggunaan semen beku mulai didaftar. Sampai 1987 Program lB telah dilaporkan dapat membantu meningkatkan efektivitas penerapan pemuliaan ternak dengan seleksi dan sistem perkawinan.
Pengertian Pemuliaan Ternak
Berdasar denotasi dan konotasi ilmu, pemuliaan ternak adalah suatu cabang ilmu biologi, genetika terapan dan metode untuk peningkatan atau perbaikan genetik ternak. Pemuliaan ternak diartikan sebagai suatu teknologi beternak yang digunakan untuk meningkatkan mutu genetik. Mutu genetik adalah kemampuan warisan yang berasal dari tetua dan moyang individu. Kemampuan ini akan dimunculkan setelah bekerja sama dengan pengaruh faktor lingkungan di tempat ternak tersebut dipelihara.
Pemunculannya disebut performans atau sehari-hari disebut sebagai produksi dan reproduksi ternak, contohnya antara lain produksi susu, telur, daging, berat lahir, pertambahan berat badan, berat sapih dan jumlah anak sepelahiran.
Kemampuan genetik ternak, dapat juga disebut kemampuan bereproduksi dan berproduksi, tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditaksir. Prinsip dasar pemuliaan ternak mengajarkan bahwa kemampuan genetik di wariskan dari tetua ke anak, secara acak. Diartikan bahwa tidak ada dua anak, apa lagi lebih yang memiliki kemampuan yang persis sama kecuali pada kasus monozygote identical twin (dua anak berasal dari satu sel telur). Kemampuan tersebut selanjutnya akan dimunculkan dalam bentuk produksi yang terukur di bawah faktor lingkungan yang tertentu.
Kemampuan genetik tersebut secara sederhana dapat digambarkan sebagai lingkaran kecil yang terletak di dalam lingkaran yang lebih besar. Lingkaran yang lebih besar adalah gambaran pemunculan kemampuan genetik di bawah lingkungan seluas daerah antara dua lingkaran tersebut. Apabila lingkaran lingkungan kita perbesar pemunculan kemampuan genetik tidak akan dapat melampaui batas lingkaran besar. Hal ini disebabkan pemunculan kemampuan genetik itu ada batasnya, yang dikontrol oleh banyak faktor. Setiap individu memiliki gambaran lingkaran kecil dan besar yang berbeda. Kalau faktor kontrol tersebut tidak ada maka seekor kelinci akan dapat dibesarkan menjadi seekor sapi. Tidak demikian yang dimaksud dengan kemampuan genetik. Kalau lingkaran lingkaràn kita kecilkan, maka pemunculan kemampuan genetik akan ikut mengecil.
Pada penerapan pemuliaan ternak hal yang pertama dikatakan pemborosan sedang peristiwa kedua dikatakan kebodohan. Masalah yang dihadapi dalam penerapan pemuliaan ternak, bagaimana dapat mengurangi pemborosan dan tidak menjalankan kebodohan. Masalah selanjutnya, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan untuk memunculkan kemampuan genetik tersebut ?
Apa yang dapat dilakukan ada dua hal, yakni mengontrol pewarisan kemampuan genetik melalui seleksi dan sistem perkawinan. Selanjutnya diikuti dengan penyediaan faktor lingkungan yang sesuai sampai tingkat yang sebaik mungkin dan masih menguntungkan secara ekonomis. Apa yang tidak mungkin dilakukan adalah memunculkan kemampuan genetik di luar batas yang dimungkinkan.
Pemuliaan ternak dapat ditinjau sebagai suatu metode, maka dalam mencapai tujuan memerlukan unsur-unsur pengamatan, percobaan, definisi, penggolongan, pengukuran, generalisasi, serta tindakan lainnya. Selanjutnya metode tersebut juga membutuhkan langkah-langkah penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, penurunan kesimpulan dan pengujian hasil (Gie, 1984). Oleh karena itu pengembangan pemuliaan ternak memerlukan penelitian dan penerapan hasil penelitian yang berkelanjutan. Siapapun yang tertarik akan meningkatkan peranan dan pemanfaatan pemuliaan ternak harus mulai dengan mendalami dasar dan prinsip teori genetika terapan dan melanjutkan dengan penelitian serta penerapan hasil penelitiannya (Adjisoedarmo, 1977 –1991)
Peranan Pemuliaan Ternak
Dua tugas atau peran utama pemuliaan ternak di bidang genetika adalah untuk mengetahui kemampuan genetik ternak dengan menggunakan catatan produksi. Kedua, meningkatkan potensi efisiensi gunakan seleksi dan sistem perkawinan. Peran tersebut tidak akan dapat berjalan sendirinya tanpa di dahului atau secara bersamaan usaha perbaikan faktor lingkungan di tempat ternak dipelihara.
Peranan yang menonjol pemuliaan ternak dalam penyusunan kombinasi genetik adalah peningkatan rerata produksi populasi dan generasi ke generasi berikutnya. Peningkatan tersebut misal berupa peningkatan produksi susu per laktasi, kadar lemak susu, berat lahir, pertambahan berat badan, berat sapih, berat umur tertentu, jumlah anak sepelahiran, berat karkas, kualitas daging, berat wol, diameter wol, ketebalan lemak, produksi telur, daya tetas serta ketahanan terhadap penyakit.
Berdasar pengembangan dan penerapan pemuliaan ternak maka peningkatan produksi ternak dilaksanakan lewat tiga strategi dan bermacam taktik. Tiga strategi tersebut adalah peningkatan populasi, peningkatan produksi per individu atau rataan populasi dan stratifikasi penggunaan tanah yang meliputi ekstensifikasi, intensifikasi dan diversifikasi vertikal dan horizontal, serta rehabili tasi. Berbagai macam taktik digunakan, antara lain perbaikan tatalaksana, program pencatatan produksi, penggunaan perkawinan silang, kawin tatar, penggunaan metode seleksi, teknik inseminasi buatan, penyerempakan birahi, alih janin dan yang paling mutakhir adalah rekayasa genetika.
Ternak di daerah tropik berbeda dengan di daerah subtropik, umumnya berbentuk lebih kecil dan produksinya lebih rendah (Mason dan Buvanendran, 1982). Pertanyaan yang dapat diajukan adalah - Apakah perbedaan tersebut karena faktor iklim apakah keadaan tersebut dapat diubah dengan pergantian ternak, atau pergantian cara pemeliharaan ?. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut maka diperlukan bantuan pemuliaan ternak lewat penelitian dan penerapan hasilnya.
Penelitian pemuliaan ternak khususnya seleksi, pada dasarnya mempunyai tiga tujuan. Pertama, untuk menguji teori seleksi, kedua mengumpulkan data parameter genetik, respons fisiologik yang selanjutnya digunakan untuk me nyempurnakan metode seleksi. Ketiga, digunakan untuk membandingkan kriteria seleksi atau sistem perkawinan yang digunakan (Adjisoedarmo, 1976; Adjisoedarmo, 1989).
Contoh penerapan hasil penelitian dari Fakultas Peternakan Unsoed yang telah disebar luaskan penggunaannya di pedesaan adalah Kalender Reproduski domba dan kambing (Adjisoedarmo dan Amsar , 1983). Kalender ini sudah digunakan di 300 kelompok peternak domba dan kambing PPWP (Program Pengembangan Wilayah Propinsi) Jawa Tengah, yang tersebar di 145 desa, di 40 Kecamatan dan 7 Kabupaten (Demak, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Blora dan Grobogan) dan telah disebarkan juga di empat kabupaten di Propinsi Bengkulu (Adjisoedarmo, 1989; Padmowiyoto, 1988). Hasil penelitian metode pengujian pejantan kambing untuk membandingkan keunggulan genetiknya, di bawah kondisi pedesaan telah dilaporkan (Adjisoedarmo, 1991).
Manfaat Pemuliaan Ternak
Pemanfaatan pemuliaan ternak dapat memberikan gambaran tingkat produksi yang diperoleh. Di Amerika, pada waktu dilaporkan bahwa rata-rata produksi susu per ekor sebesar 4500 kg per tahun, produksi tersebut ditaksir masih berada 500 – 1000 kg di bawah kemampuan berproduksi yang dapat dimunculkan di bawah kondisi lingkungan yang lebih baik, masih jauh dari produksi di bawah kondisi lingkungan yang terbaik (Warwick dan Legates, 1979). Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemuliaan ternak memberikan informasi apa yang masih dapat dan perlu dilakukan untuk meningatkan produksi.
Pemunculan kemampuan produksi secara maksimum atau tidak bergantung pada para peternak, lembaga, organisasi dan pemerintah. Keputusan yang diambil harus ditinjau dari berbagai faktor, terutama faktor keuntungan yang akan diperoleh peternak. Kalau produksi ditingkatkan menjadi maksimal tetapi harga pasar rendah maka akan merugikan (contoh. kasus pembuangan susu, pemusnahan ribuan domba di Australia ).
Oleh karena itu perlu dicatat bahwa tidak akan muncul keajaiban dalam penerapan pemuliaan ternak (Warwick dkk., 1983) tetapi lebih cenderung merupakan tampilan dan harapan serta kekecewaan (Lush, 1963). Pemuliaan ternak dapat memberikan informasi apa yang mungkin dapat dilakukan dan hasil yang kemungkinan besar dapat diperoleh. Hasil yang muncul di lapangan itulah yang benar dan merupakan informasi dan materi yang dapat kita gunakan untuk menentukan langkah berikutnya. Namun demikian yang sudah dapat dibuktikan kepastiannya adalah bahwa peningkatan genetik hasil penerapan pemuliaan ternak tidak akan hilang selama penerapan seleksi dan sistem perkawinan tidak dihentikan.
Metode Seleksi
Metode seleksi dan penggunaannya untuk meningkatkan produksi, telah banyak digunakan untuk ternak domba, yang mungkin dapat diadopsi di Indonesia.
Seleksi dibedakan untuk antar trah atau rumpun dan dalam bangsa. Seleksi dalam bangsa dibedakan untuk satu karakteristik dan banyak karakteristik. Untuk meningkatkan satu karakteristik digunakan seleksi individu dan famili. Untuk perbaikan lebih dan satu karakteristik digunakan metode 1) seleksi berurutan (Tandem selection), 2) seleksi penyisihan bebas bertingkat (Independent Culling Level) dan 3) seleksi dengan indeks (Warwick dkk., 1983; Adjisoedarmo, 1989).
Sistem perkawinan
Sistem perkawinan yang paling banyak digunakan dalam penerapan pemuliaan ternak adalah perkawinan silang. Alasan menggunakan sistem ini ialah karena dapat digunakan untuk menghasilkan efek heterosis. Kalau efek ini muncul maka produksi rata-rata anak akan melebihi produksi rata-rata tetuanya. Heterosis dapat menyebabkan ternak silangan memiliki produksi 1-17% di atas produksi rata-rata tetuanya (Lasley, 1972). Sistem ini sudah lama di gunakan di Indonesia sehingga sekarang kita memiliki sapi P0, domba Sufeg, kambing PE, Jawa Randu, Kelinci Rexlok, dan hasil lain yang belum berhasil diteliti.
Apabila perbaikan genetik telah diperoleh, masalah yang dihadapi adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan hasil perbaikan tersebut. Mereka yang telah meyakini peranan dan kemanfaatan pemuliaan ternak akan meneruskan usaha perbaikan genetik karena akhirnya waktu tenaga dan dana yang telah dikeluarkan akan diganti dengan keuntungan hasil penjualan produksi yang makin meningkat. Beberapa contoh keberhasilan pada ternak Domba dan Sapi diuraikan di bawah ini.
Domba
Sebagai contoh misal perkembangan peternakan domba di New Zealand. Pada tahun 1948 mulai dilakukan penelitian menggunakan Domba Romney New Zealand yang memiliki rataan cempe sepelahiran per tahun 1,13 ekor. Pada tahun 1972 rataan tersebut berhasil diperbaiki menjadi 1,75 ekor cempe sepelahiran per tahun (176 cempe per 100 ekor induk yg dikawinkan ). Dilaporkan pula bahwa penerapan pemuliaan ternak menghasilkan domba Romney New Zealand yang memiliki berat lahir rata-rata 4.3 - 4,9 kg dan berat sapih umur 4-5 bulan adalah 25 - 30 kg untuk kelahiran tunggal, 3,9 -4,5 kg dan 23 kg untuk cempe kelahiran ganda ( Dalton dan Rae, 1978).
Domba ekor tipis di Jawa Tengah yang belum pernah merasakan manfaat penerapan pemuliaan ternak, dibawah kondisi penelitian mampu menghasilkan 1,6 ekor cempe per induk per kelahiran dan berat 16 - 17 kg pada umur penyapihan 100 hari (Adjisoedarmo, 1977; Adjisoedarmo,1979).
Sapi Perah
Manfaat penerapan pemuliaan ternak di negara subtropik pada sapi perah telah dilaporkan di Denmark, Swedia, Firlandia dan Norwegia dalam periode 1960 - 1972. Manfaat yang diperoleh tersebut berupa kenaikan produksi susu dan 3000 kg pada 1950 menjadi 5500 kg di tahun 1972. Hasil ini masih jauh di atas yang dapat dicapai di Indonesia, seperti. yang dilaporkan di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sapi perah di BPT Baturaden, Jawa Tengah, dari tahun 1979 sampai 1984 dilaporkan mencapai produksi rata-rata per lataktasi (305 hari 2 x ME) 2492 - 2945 liter atau 8 -9,7 liter per hari(Anonimus, 1984).
Hasil penggunaan frozen semen pejantan yang telah diuji dengan uji keturunan dilaporkan dapat menghasilkan induk bibit yang berproduksi di atas 4000-liter per laktasi di daerah Jawa Barat (Anonimus,1986). Hasil ini memberikan petunjuk bahwa IB merupakan tehnik untuk menyebarkan mutu genetik unggul. Sedangkan mutu genetik yang unggul tersebut diwariskan sehingga keturunan pejantan tersebut memiliki mutu genetik rata-rata lebih tinggi dibanding sebelum penggunaan pejantan unggul tersebut.
Penerapan seleksi dan sistem perkawinan untuk ternak ruminansia di daerah tropik telah diuraikan oleh Mason dan Buvanendran (1982) dan diterbitkan oleh FAO. Penerapan ini meliputi untuk ternak sapi perah, potong, domba dan kambing. Secara teoritik kenaikan produksi susu dapat dinaikkan sebesar dua persen per tahun.
Sapi Pedaging
Contoh manfaat penerapan pemuliaan ternak pada sapi pedaging telah diuraikan oleh Adjisoedarmo (1976). Seleksi untuk sapi potong mempunyai dua tujuan pokok. Pertama memilih pejantan untuk menghasilkan keturunan yang langsung dijual atau dipotong dan kedua memilih pejantan untuk menghasilkan keturunan yang akan dipakai sebagai bibit. Untuk tujuan pertama peningkatan mutu genetik didasarkan pada laju pertumbuhan harian rata-rata (0,3 - 1 k~ per ban).
Jenjang keunggulan trah sapi (diantara 280 trah sapi di dunia), berdasar kriteria pertambahan berat badan dan penggunaannya dalam perkawinan silang telah dilaporkan Preston (1973), berturut-turut, dari tinggi ke rendah, Charolais, Simmental, German Gelbief. Rogrnanola, Marchigiana, Chianina, Lomousin, Blond d’aquitame, Mame Anjou, Brown Swiss, Friesien, South Devon, Santa Gretudis, Danish Red, Devon, Brahman, Hereford, Angus, Shorton.
Pemerintah Indonesia mulai Pelita II telah berketetapan mengadakan kawin tatar dengan American Brahaman. Didukung dengan pengembangan teknik IB, maka hasilnya telah dapat dirasakan terutama oleh peternak di Jawa Tengah. Angka tinggi domba, lingkar dada dan panjang badan pedet hasil persilangan P0 dengan American Brahman, yang dilaporkan Munadi (1975) dan Kabupaten Rembang dengan mudah sekarang dapat dilampaui(Adjisoedarmo, 1990a).
Produktifitas sapi Ongole dan persilangannya telah dilaporkan Hardjo subroto (1988). Dilaporkan bahwa pertambahan berat harian Brahman x P0 dan Ongole x P0 pada tingkat pra sapih adalah 0,64 kg/hr dan 0,62 kg/hr sedangkan pada lepas sapih 0,25 kg dan 0,25 kg/hr.
Gambaran mengenai mutu genetik sapi Bali telah dilaporkan oleh Martoyo (1988). Dilaporkan bahwa dalam segi ketahanan penyakit khas sapi Bali diperkirakan terdapat perbedaan genetik yang cukup besar. Peningkatan mutu genetik serta pelestarian sapi Bali perlu mendapat perhatian terus-menerus.
Keberhasilan penerapan pemuliaan juga dapat diukur dengan munculnya trah ternak, sapi perah, sapi pedaging, domba, babi dan ayam ras serta kelinci. Trah tertentu tersebut mampu beradaptasi di bawah kondisi lingkungan tertentu baik iklim sub tropik dan tropik serta mampu berproduksi secara efisien. Trah Sapi perah yang terkenal antara lain Friesien, Jersey, Australian Milking Zebu dll; trah sapi pedaging antara lain Angus, Heford, Simental, Charolais, Brahman; seratus lebih trah domba, berpuluh trah babi, dan kelinci. Trah unggul dan baru dari negeri asalnya kemudian disebar luaskan ke negara-negera yang berusaha membangun peternakan dengan penggunakan materi genetik import.Importasi dapat berupa ternak atau berupa mani beku, atau embrio beku.Dalam buku ajar yang ditulis Rice tahun 1926 dinyatakan bahwa Breeding is an art to be leamed only by practice, but knowledge of principles supplies the only firm foundation for its practice. Superior animals will be more numerous when breeders know why as well as how” ( Warwick dan Legates, 1979).
Berdasar uraian tersebut maka peran pemuliaan ternak dalam pembangunan peternakan merupakan peran yang mendasar, karena menyangkut sumber genetik dan pewarisan, perbaikannya, penyebarannya, pengukuran hasilnya, dan pengujian hasilnya. Apabila peran tersebut berjalan dengan sempurna maka pengujian ternak akan memberi mánfaat berupa produk ternak yang berkualitas seperti yang dipersyaratkan manusia sesuai dengan perkembangan kualitas hidupnya dan juga berkecukupan dalam jumlahnya. Secara sederhana pemuliaan ternak akan memberi manfaat dalam bentuk meningkatkan gizi manusia khususnya protein hewani.
Banyak bukti telah dilaporkan bahwa dengan pemuliaan ternak maka produk ternak dapat dilipat gandakan. Warwick dan Legate (1982) melaporkan
bahwa produksi susu dapat dilipat duakan, produksi daging ditingkatkan 50%, produksi wol lipat empat kali.
Pemanfaatan Sistem Komputer di Bidang Pemuliaan Ternak
Komputer adalah suatu alat elektronik, batasan lebih lengkap yang diberikan oleh Malone (1983) adalah -Computers are automatic electronic machme that solves complicated problems with great speed in just one second, computers can do a million logical operations-.Pada 1642 Blaise Pascal membuat mechanical computer yang pertama, pada 1882 diciptakan cash register, pada tahun 1940 mulai dikembangkan Electronic Computer, - yang dibuat pertama kali oleh Eckert dan Mauchley (Anonimus, 1974). Pada waktu itu kemudian dikembangkan cabang ilmu baru yang disebut Electronic Data Processing, EDP (Malone, 1983).
Komputer pada 1950 sudah menggunakan transistor dan IC (Integrated Circuit) sehingga komputer dapat bekerja lebih cepat. Komputer modern dapat menghitung dengan kecepatan ¼ kecepatan cahaya (299728 km/detik). Komputer dapat mengerjakan pekerjaan dalam satu jam sebanding yang dikerjakan oleh ribuan sarjana dalam seumur hidupnya.
Komputer itu bodoh tidak dapat berfikir, dapat mengerjakan sesuatu setelah diberi tahu, kapan mengerjakannya dan bagaimana cara mengerjakannya. Kumpulan perintah yang dapat memberi tahu tersebut disebut program atau software. Komputer dapat dinyalakan tetapi tanpa program tidak dapat bekerja.
Perangkat keras komputer terdiri dan mesin, kawat, chip silicon, dan bagian lain dalam komputer. Berbagai macam komputer yang dibuat kemampuan kerjanya berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada kemampuan menyimpan data dan kecepatan bekerja. Pada masa sekarang telah dikenal komputer mikro, mini, midi, besar dan super besar. Pembagian menurut generasinya dikenal: 1) generasi pertama, 2) kedua, dan 3) ketiga. Makin tiriggi generasinya makin kecil ukurannya ( Widodo, 1984).
Segala macam data dapat digunakan sebagai masukan. Data masukan dapat dimasukkan dengan berbagai cara, menggunakan piranti masukan, berupa keyboard, mouse atau bentuk lain. Data masukan selanjutnya oleh komputer diubah menjadi bahasa mesin komputer. Setelah komputer diperintah untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan maka data masukan akan diproses sesuai dengan perintah. Hasil yang diperoleh kemudian akan disimpan atau dicetak tergantung perintah pemakai komputer. Hasil dapat ditampilkan pada layar monitor atau diketik pada mesin cetak.
Program komputer ditulis menggunakan bahasa program, contohnya FORTRAN, PASCAL dan BASIC. Penulisan progam harus menurut aturan khusus bahasa program yang digunakan. Pembuatan program umumnya bertujuan untuk memecahkan persoalan.
Pemecahan persoalan dengan bantuan komputer dilaksanakan dalam beberapa tahap, 1) memformulasikan persoalan secara rinci, 2) menyusun metode penyelesaian persoalan secara bertahap (algorithma), 3) menyusun peta alir, atau peta penyelesaian secara grafik dan terakhir 4) menterjemahkan dalam bahasa program (Djojodiharjo, 1983).
Pemanfaatan sistem komputer dapat menggunakan herbagai macam bahasa program yakni, bahasa mesin, bahasa assembler dan bahasa kompailer. Bahasa mesin adalah bahasa yang primitif, instruksi ditulis dengan menggunakan tanda numerik. Bahasa mesin dimengerti oleh komputer tanpa perlu diterjemahkan lebih dahulu. Bahasa assembler ditulis menggunakan abjad dan tanda numerik, komputer mengerti setelah diterjemahkan ke dalam bahasa mesin. Bahasa kompailer ditulis dengan menggunakan bahasa Inggris, dikombinasikan dengan titik koma dan operator matematik. Contoh bahasa kompailer adalah FORTRAN, COBOL, ALGOL, PASCAL dan BASIC. Komputer harus menterjemahkan lebih dahulu ke bahasa mesin untuk mengerti bahasa kompailer (Djojodihardjo, 1984).
Uraian singkat tersebut memberikan informasi bahwa sistem komputer dapat dimanfaatkan juga untuk memecahkan persoalan di bidang pemuliaan ternak.
Pemanfaatan sistem komputer di Amerika untuk bidang pertanian, secara nasional, mulai dikembangkan pada tahun 1970 oleh dua orang profesor dari Universitas Nebraska, sistem tersebut dikenal dengan nama AGNET (Agriculture Computer Network). AGNET merupakan alat manajemen untuk pertanian, diciptakan untuk keperluan petani dan peternak. AGNET memiliki jaringan sampai ke Pusat Penyuluhan Pertanian di country. Staf kantor tersebut dilatih mengoperasikan terminal yang dikontrol dari pusat AGNET di Negara Bagian. AGNET merupakan service-oriented computer center. Pada tahun 1983 dilaporkan memiliki 200 macam program untuk membantu membuat keputusan menejerial yang lebih baik untuk peningkatan manajemen finansial. Pada waktu itu diramalkan bahwa yang memanfaatkan sistem komputer akan dapat mempertahankan keuntungannya sampai tahun 1990.
Pemanfaatan sistem komputer melalui AGNET terutama untuk 1) Business Accountirig, 2) Herd Performance Reportirig, 3) Financial Management. Paket Program kelompok Livestock Production Models yang disediakan AGNET antara lain, BEEF (simulasi analisis ekonomi), COWCULL ( culling sapi perah), WEAN (uji kemampuan produksi berat sapih), CROSSBREED (evaluasi hasil persilangan), COWGAME ( simulasi genetik) (Hughes, 1983).
Penggunaan komputer dalam genetika dan pemuliaan ternak dapat dikelompokkan dalam empat kategori yaitu yang pertama untuk penyusunan rancangan penelitian sehingga diperoleh alternatif pencapaian tujuan, kedua untuk analisis data, ketiga untuk pemecahan masalah dalam formulasi matematik dan akhirnya yang keempat untuk simulasi model biologik (Secheinberg, 1968).
Selain itu adalah penggunaan dalam kaitannya dengan pengkajian seleksi yakni untuk tujuan penyelesaian masalah yang kompleks dan realistik mengenai pewarisan kuantitatif (Robertson, 1980). Sebagai contohnya adalah bahwa perhitungan indeks dapat dibantu dengan penggunaan program komputer yang disebut SELIND (Cuningham, 1970).
European Association for Animal Production (EEAP) telah melaporkan pemanfaatan sistem komputer dalam program pencatatan produksi di dua puluh
negara Eropa. Di dua belas negara diantaranya (Bulgaria, Cekoslowakia, Irlandia, Perancis, Finlandia, Inggris, Hunggaria, Islandia, Norwegia, Swedia, Spanyol dan Switserlandia) komputerisasi program pencatatan produksi dimanfaatkan untuk seleksi.
Program pencatatan produksi pada dasarnya adalah kegiatan rutin mencatat produksi. Pencatatan ini dilakukan menurut aturan tertentu. Aturan tersebut mengatur macam produksi yang harus dicatat, cara mencatat, waktu mencatat, blangko pencatatan dan pemanfaatan catatan produksi tersebut. Program pencatatan produksi merupakan kegiatan penting dalam penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan efisiensi dan keuntungan usaha. Selain itu informasi tersebut juga sangat diperlukan untuk melaksanakan seleksi.
Simulasi pada akhir-akhir ini makin meningkat kegunaannya dalam pengembangan model di bidang pemuliaan ternak. Peningkatan ini mungkin disebabkan karena penyediaan sistem komputer makin mudah dan murah sedangkan kebutuhan pemecahan masalah dengan model semakin dibutuhkan, sehingga hasil simulasi makin banyak dilaporkan. Beberapa contoh hasil simulasi, untuk seleksi unggas dilaporkan Astuti (1978)-, untuk domba oleh Blackburn dan Cartwrigt (1987), untuk mengevaluasi hasil perkawinan silang pada ternak babi oleh NcLaren dkk., (1987), untuk seleksi domba di Indonesia khususnya di Jawa Tengah oleh Adjisoedarmo (1989), untuk menaksir variansi genetik oleh Werf dan Hoer (1990).
Berdasar perkembangan sistem komputer dan pemanfaatannya di bidang pemuliaan ternak, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan tersebut umumnya ditujukan untuk peningkatkan efisiensi reproduksi dan produksi. Peningkatan itu disebabkan karena pengambilan keputusan yang lebih cermat dan tepat.
Kecermatan dan ketepatan pengambilan. keputusan disebabkan karena informasi yang benar telah direkam dalam komputer. Informasi yang direkam pada umumnya adalah produksi ternak misal produksi susu, kadar lemak susu, berat lahir, pertambahan berat badan, dan berat sapih. Oleh karena itu pemanfaatan sistem komputer yang paling awal umumnya dalam program pencatatan produksi.
PENGGUNAAN STASTIKA DALAM PEMULIAAN TERNAK
Tujuan penggunaan statistika dapat dibagi menjadi dua pokok.
1.Menyingkat data menjadi hanya beberapa tetapan sederhana bentuknya dan
2.Menilai pentingnya peranan tetapan-tetapan tersebut.
Satistics is the branch of scientific method which deals with the data obtamed by countirig or measuring the properties of populations of natural phenomena.
Data yang diperoleh dapat berasal dari segala bidang yang sedang dipelajari. Dengan sendirinya data yang (akan) dibutuhkan dan akan dibicarakan adalah yang berasal dari bidang pemuliaan ternak.
Populasi adalah kumpulan item atau individu. Populasi mempunyai anggota tertentu atau terbatas dan kecil, dapat terbatas dan besar, atau dapat dengan jumlah tak terbatas. Oleh karena itu populasi dapat digunakan sebagai sumber pemilihan dan pengambilan contoh. Pengambilan contoh dilakukan karena tak dapat mengukur semua individu anggota populasi tersebut. Populasi didefinisikan oleh tetapan-tetapan yang berparameter. Dari contoh dapat ditentukan tetapan-tetapa-n yang disebut statistik.
Contoh yang diambil dari populasi yang sama akan menghasilkan statistik yang belum tentu sama nilainya dengan statistik yang dihasilkan dari contoh sebelumnya. Oleh karena nilai statistik suatu contoh dipengaruhi oleh kesalahan acak yang timbul karena proses pengambilan contoh.
Dalam garis besarnya analisis statistik perlu dilakukan karena asalan sebagai berikut.
1.Adanya variasi atau perbedaan diantara populasi dan contoh yang dipelajari.
2.Data yang dibutuhkan atau yang ada tidak sempurna
3.Tak mungkin dan tak efisien untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar dengan harapan dapat menarik kesimpulan bebas dari kesalahan.
4.Statistik merupakan cara yang rasional dan cocok untuk membuat kesimpulan-kesimpulan secara induktif.
Dalam menggunakan statistika dalam pemuliaan ternak perlu sekali lagi diingat hal-hal sebagai berikut.
a.Cara mendefinisikan atau menerangkan suatu populasi, mengurangi jumlah data yang dibutuhkan sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti dan dipergunakan.
b.Cara membandingkan dua kelompok data dengan menggunakan Uji Nyata (Test of Significance).
c.Bagaimana mendefinisikan atau menerangkan suatu populasi yang tersifat karena adanya lebih dari satu peragam ( misal berat wol dan kualitas wol pada domba).
d.Bagaimana membandingkan lebih dari dua kelompok.
Pengertian yang Diperlukan
1. Populasi
Dipakai untuk kumpulan obyek, individu atau sejumlah ketegori. Contoh populasi dalam pemuliaan ternak.
(1) Berat lahir anak domba di Baturraden.
(2) Nilai pemuliaan untuk karakteristik berat sapihan domba.
(3) Tiriggi dan berat domba umur tertentu.
(4) Data produksi harian per laktasi sekelompok sapi perah.
Perlu diperhatikan pentingnya spesifikasi pengukuran. Berat lahir domba lokal (1 kg) misalnya akan berbeda kalau yang dimaksudkan lokal di Baturaden dan lokal di lain daerah, daerah Priangan misalnya, maka berasal dari dua populasi yang berbeda.
2. Peubah (variabel)
Dipakai untuk menerangkan kuantitas, karakteristik atau pengukuran yang berbeda beda.
a. Mengenai punya tidaknya tanduk pada ternak dalam populasi ternak tertentu, disebut variabel yang diskrit (descrete). Contoh lain adalah jawaban ya dan tidak atas pertanyaan yang diajukan, jumlah cempe per induk yang mati atau hidup (merupakan hasil penghitungan ).
b. Berat wol adalah karakteristik yang dapat diukur sampai kecermatan tertentu dapat diukur misalnya 0,5 kg , 1 kg, 1,1 kg atau sampai satu angka dibelakang koma, dan dalam kg, Variabel yang bersifat demikian disebut variabel kontiriyu (Contiriues); variabel yang merupakan hasil pengukuran.
3. Contoh Acak (Random Sample)
Yang dimaksud dengan contoh acak adalah contoh yang diambil dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota dari populasi tersebut mempunyai peluang yang sama untuk dapat menjadi contoh. Dengan cara demikian contoh dapat dipakai untuk manaksir parameter populasi dengan kesalahan yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. Sebaran Frekuensi
Hasil pengukuran terhadap beberapa karakteristik suatu kelompok individu akan berbeda beda. Langkah pertama yang harus dikerjakan adalah menyusunnya ke dalam beberapa golongan nilai. Dari hasil penyusunan tersebut akan diperoleh sebaran frekuensi.
PERBAIKAN MUTU GENETIK DAN VARIANSI GENETIK
Variasi kualitatif dan kuantitatif
Tujuan peningkatan mutu genetik adalah meningkatkan efisiensi reproduksi dan produksi dengan meningkatkan kemampuan reproduksi dan produksi setiap ternak di dalam populasi. Menaikkan nilai tengah populasi biasanya dinyatakan sebagai produksi per individu. Misal 15 l susu per ekor, 19 kg wol per ekor, 200 butir telur per ekor dst.
Menaikkan produk per individu tidak selalu sama dengan menaikkan keuntungan ekonomis. Keadaan demikian disebabkan karena menaikkan produksi biasanya diikuti dengan kenaikan ongkos produksi. Diperoleh banyak bukti bahwa individu yang lebih produktif biasanya lebih efisien dalam menggunakan pakan. Apabila fenomena tersebut benar maka tidak menyebabkan kesalahan yang besar apabila karakteristik dinyatakan dalam unit produksi per individu. Perlu selalu diperhitungkan dan ditirijau kembali efisiensi produksi apabila produksi individu naik. Individu yang lebih produktif akan membutuhkan pakan yang lebih banyak, tetapi biasanya lebih rentan terhadap penyakit.
Asumsi yang digunakan dalam membahas karakteristik ialah bahwa suatu karakteristik ditentukan paling tidak oleh kombinasi gen atau yang sering disebut dengan potensi genetik individu. Berdasar asumsi tersebut maka perbedaan antara individu (kemampuan produksinya) menghasilkan suatu produk, sebagian ditentukan oleh perbedaan kombinasi gen (potensi gen) yang dimiliki individu.
Pertanyaan yang perlu dijawab ialah - Bagaimana sesungguhnya perbedaan tersebut terjadi ? Apakah kita dapat memanfaatkan perbedaan tersebut?. Jawaban pertanyaan tersebut akan ditemui dalam mengikuti kuliah dan membaca materi kuliah, mengikuti praktikum, diskusi dan membaca sumber pustaka yang lain (diperpustakaan).
Beberapa perbedaan (genetik) tampak jelas pada individu dan dapat diklasifikasikan dalam klas diskrit. Misal, warna kulit pada sapi, laju pertumbuhan bulu pada ayam. Karakteristik yang masuk dalam klas diskrit disebut karakteristik discontiriues atau kualitatif. Tidak semua karakteristik kualitatif jelas dapat dilihat, misal gol darah, memerlukan bantuan teknik tertentu untuk dapat membedakan golongan darah. Karakteristik kualitatif kalau digunakan untuk mengelompokkan individu akan diperoleh klas diskrit. Misalnya, pada sapi Shorthorn, RR merah, Rr roan (merah campur putih) dan rr putih (tidak ada pigment). Untuk karakteristik tertentu, meskipun fenotipenya diketahui, pengetahuan tersebut tidak dapat digunakan untuk spesifikasi individu secara sempurna.
Berbeda dengan karakteristik kualitatif, karakteristik yang ekonomis (kuantitatif) umumnya karakteristik yang tidak dapat dipakai untuk mengelompokkan individu menjadi klas diskrit, tetapi dapat dalam klas contiriues. Misal produksi susu pada laktasi pertama berkisar dari 800 l sampai 4000 liter. Berarti pada laktasi pertama tersebut ada kisaran variasi (perbedaan/selisih) yang kontiriyu, seperti yang telihat dalam Gambar
Perbedaan karakteristik kualitatif dan kuantitatif dapat dijelaskan sebagai berikut.
Karakteristik kualitatif Karakteristik kuantitatif
Diskripsi dan analisinya
secara individual Diskripsi dan analisinya ditirijau dari populasi
Diskripsi variasi kuantitatif pada contoh di atas bagian terbesar individu mempunyai produksi di sekitar nilai tengah, sebagian kecil anggota populasi mempunyai produksi menjauhi nilai tengah.
Kurva frekuensi Gambar 4.2 dapat dicirikan dengan besaran, rata-rata aritmetik atau mean, dan standar deviasi atau simpang baku. Kurang lebih 2/3 (dua pertiga) anggota populasi terletak di daerah -2 s/d +2. Besaran pengukur yang lain adalah variansi (variansi = kuadrat simpang baku). Variansi disimbolkan dengan V dan simpang baku disimbolkan dengan . Berdasar con toh pada Gambar 1 dan 2 dapat dimengerti bahwa 2/3 anggota populasi produksinya berkisar dari 1600 s/d 3200 liter (karena = 400 liter).
Telah banyak macam analisis dijalankan untuk mengetahui berpasang gen mempengaruhi karakteristik kuantitatif tertentu. Estimasi yang diperoleh tidak cermat. Hasil yang diperoleh melaporkan , ada petunjuk bahwa jumlah pasangan gen tersebut berkisar 10 (sepuluh) sampai dengan 100 (seratus) pasang. Lepas dari hasil tersebut yang bagi kita adalah, bagaimna kita dapat menaksir dan selanjutnya dapat memilih individu dengan kombinasi gen atau potensi genetik yang tidak diketahui dengan pasti berdasarkan hasil pengukuran karakteristik kuantitatif. Proses fisiologik baik yang bersifat hormonal maupun enzymatik banyak terlihat dalam pemunculan karakteristik kuantitatif.
2. Ekspresi karakteristik kuantitatif tidak hanya tergantung pada kombinasi gen, tetapi juga pada faktor lingkungan.
Dua individiu monozygote indentical twin memiliki kombinasi gen yang sama. Apabila kedua individu tersebut dipelihara di bawah faktor lingkungan yang berbeda maka akan memunculkan karakteristik kuantitatif yang berbeda pula. Gambarannya sebagai berikut.
Yang Menginginkan file secara utuh agar kirim biodata secara lengkap ke situs email blog ini, karena banyak rumus dan kolom yang membutuhkan waktu tersendiri untuk ditransfer ke prog. HTML..
Komputer adalah suatu alat elektronika yang dikembangkan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan dan memecahkan persoalan yang dihadapi oleh manusia dalam mencoba mengikuti perkembangan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Komputer mempunyai bagian utama perangkat keras dan perangkat lunak yang berupa paket program, namun yang paling penting adalah ketrampilan manusia, pemakai komputer tersebut. Karena alat ciptaan manusia maka komputer dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia yang makin lama semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitasnya. Oleh karena itu komputer harus dapat memenuhi syarat dari sudut kemampuan menyelesaikan pekerjaan ditinjau dari kuantitas dan kualitasnya.
Pemanfaatan sistem komputer di berbagai bidang kehidupan manusia sudah sejak lama dimulai. Pemanfaatan tersebut antara lain untuk, memecahkan masalah, analisis data dan simulasi. Khusus di bidang pemuliaan ternak manfaatan komputer di gunakan dalam program pencatatan produksi, penaksir hasil seleksi, analisis data untuk penaksiran parameter genetik untuk tujuan peningkatan produksi melalui peningkatan mutu genetik.
Bab Pendahuluan akan disampaikan dengan sistematik, 1) Peranan dan Pemanfaatan Pemuliaan Ternak; 2) Pemanfaatan Sistem Komputer di bidang Pemuliaan Ternak; 3) Harapan untuk Masa Depan.
Peranan dan Manfaat Pemuliaan Ternak
Sejarah Singkat Perkembangan Pemuliaan Ternak
Dalam berbagai kepustakaan dapat ditelusuri bahwa pemuliaan ternak dikembangkan mulai tahun 1760 dan dilaksanakan oleh Robert Bakewell di Inggris. Pengembangan dimulai dengan ternak kuda, domba dan sapi. Keberhasilannya terletak pada tiga hal, yaitu pertama, dia telah menetapkan sasaran yang dia inginkan misal mendapatkan sapi potong yang berbentuk pendek dan cepat dewasa yang waktu itu belum ada. Kedua, dia tidak menjual ternak jantan tetapi meminjamkannya kepada peternak lain dan peminjam mengembalikannya apabila pejantan tersebut mewariskan mutu genetik yang baik. Ketiga, membiakkan ternak yang baik dengan yang baik, tanpa menghiraukan hubungan kekerabatan yang ada. Sebagai akibatnya sering dilak-sanakan perkawinan silang dalam yakni perkawinan antar saudara. Silang dalam tersebut mengarah dihasilkannya trah yang relatif murni, meskipun tanpa diikuti pencatatan.
Metode Backewell ditiru secara luas dan mulai ditetapkan syarat-syarat trah. Trah yang relatip murni tersebut dibawa ke Amerika, kemudian dibiakkan murni dan disilangkan dengan rumpun lokal.
Asosiasi trah mulai dibentuk pada periode 1870 - 1900, mempunyai andil besar dalam pengembangan pemuliaan ternak atau perbaikan genetik ternak. Periode ini ditandai dengan pengembangan buku registrasi untuk menjamin kemurnian trah diikuti dengan semangat kompetitif oleh berbagai asosiasi trah. Terjadilah penyisihan ternak berdasar kemurnian trah sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh asosiasi meskipun belum berdasar pada keunggulan genetik. Namun tetap diakui bahwa sumbangan asosiasi tersebut sangat besar terhadap perkembangan peternakan di Amerika.
Periode setelah asosiasi trah adalah pengembangan inseminasi buatan (IB). Spallanzani pada tahun 1780 melaksanakan IB pada anjing, kemudian pada 1899 di Rusia dikembangkan pada ternak dan mulai 1930 di coba di Eropa. Inseminasi buatan pada sapi perah di mulai 1938 oleh Perry di New Jersey Dairy Extension Service. Ide lB menyebar ibarat seganas api dan banyak dibentuk organisasi atau kelompok IB (Warwick dan Legates, 1979)
Periode setelah 1971 keberhasilan IB mulai dilaporkan oleh Departemen Pertanian Amerika. Dilaporkan bahwa IB telah digunakan pada 8643.089 ekor sapi, 3620 pejantan digunakan untuk menginseminasi rata-rata 3620 ekor sapi betina (7 juta lebih sapi perah dan 1 juta lebih sapi pedaging). Pada tahun 1971 penggunaan semen beku mulai didaftar. Sampai 1987 Program lB telah dilaporkan dapat membantu meningkatkan efektivitas penerapan pemuliaan ternak dengan seleksi dan sistem perkawinan.
Pengertian Pemuliaan Ternak
Berdasar denotasi dan konotasi ilmu, pemuliaan ternak adalah suatu cabang ilmu biologi, genetika terapan dan metode untuk peningkatan atau perbaikan genetik ternak. Pemuliaan ternak diartikan sebagai suatu teknologi beternak yang digunakan untuk meningkatkan mutu genetik. Mutu genetik adalah kemampuan warisan yang berasal dari tetua dan moyang individu. Kemampuan ini akan dimunculkan setelah bekerja sama dengan pengaruh faktor lingkungan di tempat ternak tersebut dipelihara.
Pemunculannya disebut performans atau sehari-hari disebut sebagai produksi dan reproduksi ternak, contohnya antara lain produksi susu, telur, daging, berat lahir, pertambahan berat badan, berat sapih dan jumlah anak sepelahiran.
Kemampuan genetik ternak, dapat juga disebut kemampuan bereproduksi dan berproduksi, tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditaksir. Prinsip dasar pemuliaan ternak mengajarkan bahwa kemampuan genetik di wariskan dari tetua ke anak, secara acak. Diartikan bahwa tidak ada dua anak, apa lagi lebih yang memiliki kemampuan yang persis sama kecuali pada kasus monozygote identical twin (dua anak berasal dari satu sel telur). Kemampuan tersebut selanjutnya akan dimunculkan dalam bentuk produksi yang terukur di bawah faktor lingkungan yang tertentu.
Kemampuan genetik tersebut secara sederhana dapat digambarkan sebagai lingkaran kecil yang terletak di dalam lingkaran yang lebih besar. Lingkaran yang lebih besar adalah gambaran pemunculan kemampuan genetik di bawah lingkungan seluas daerah antara dua lingkaran tersebut. Apabila lingkaran lingkungan kita perbesar pemunculan kemampuan genetik tidak akan dapat melampaui batas lingkaran besar. Hal ini disebabkan pemunculan kemampuan genetik itu ada batasnya, yang dikontrol oleh banyak faktor. Setiap individu memiliki gambaran lingkaran kecil dan besar yang berbeda. Kalau faktor kontrol tersebut tidak ada maka seekor kelinci akan dapat dibesarkan menjadi seekor sapi. Tidak demikian yang dimaksud dengan kemampuan genetik. Kalau lingkaran lingkaràn kita kecilkan, maka pemunculan kemampuan genetik akan ikut mengecil.
Pada penerapan pemuliaan ternak hal yang pertama dikatakan pemborosan sedang peristiwa kedua dikatakan kebodohan. Masalah yang dihadapi dalam penerapan pemuliaan ternak, bagaimana dapat mengurangi pemborosan dan tidak menjalankan kebodohan. Masalah selanjutnya, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan untuk memunculkan kemampuan genetik tersebut ?
Apa yang dapat dilakukan ada dua hal, yakni mengontrol pewarisan kemampuan genetik melalui seleksi dan sistem perkawinan. Selanjutnya diikuti dengan penyediaan faktor lingkungan yang sesuai sampai tingkat yang sebaik mungkin dan masih menguntungkan secara ekonomis. Apa yang tidak mungkin dilakukan adalah memunculkan kemampuan genetik di luar batas yang dimungkinkan.
Pemuliaan ternak dapat ditinjau sebagai suatu metode, maka dalam mencapai tujuan memerlukan unsur-unsur pengamatan, percobaan, definisi, penggolongan, pengukuran, generalisasi, serta tindakan lainnya. Selanjutnya metode tersebut juga membutuhkan langkah-langkah penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, penurunan kesimpulan dan pengujian hasil (Gie, 1984). Oleh karena itu pengembangan pemuliaan ternak memerlukan penelitian dan penerapan hasil penelitian yang berkelanjutan. Siapapun yang tertarik akan meningkatkan peranan dan pemanfaatan pemuliaan ternak harus mulai dengan mendalami dasar dan prinsip teori genetika terapan dan melanjutkan dengan penelitian serta penerapan hasil penelitiannya (Adjisoedarmo, 1977 –1991)
Peranan Pemuliaan Ternak
Dua tugas atau peran utama pemuliaan ternak di bidang genetika adalah untuk mengetahui kemampuan genetik ternak dengan menggunakan catatan produksi. Kedua, meningkatkan potensi efisiensi gunakan seleksi dan sistem perkawinan. Peran tersebut tidak akan dapat berjalan sendirinya tanpa di dahului atau secara bersamaan usaha perbaikan faktor lingkungan di tempat ternak dipelihara.
Peranan yang menonjol pemuliaan ternak dalam penyusunan kombinasi genetik adalah peningkatan rerata produksi populasi dan generasi ke generasi berikutnya. Peningkatan tersebut misal berupa peningkatan produksi susu per laktasi, kadar lemak susu, berat lahir, pertambahan berat badan, berat sapih, berat umur tertentu, jumlah anak sepelahiran, berat karkas, kualitas daging, berat wol, diameter wol, ketebalan lemak, produksi telur, daya tetas serta ketahanan terhadap penyakit.
Berdasar pengembangan dan penerapan pemuliaan ternak maka peningkatan produksi ternak dilaksanakan lewat tiga strategi dan bermacam taktik. Tiga strategi tersebut adalah peningkatan populasi, peningkatan produksi per individu atau rataan populasi dan stratifikasi penggunaan tanah yang meliputi ekstensifikasi, intensifikasi dan diversifikasi vertikal dan horizontal, serta rehabili tasi. Berbagai macam taktik digunakan, antara lain perbaikan tatalaksana, program pencatatan produksi, penggunaan perkawinan silang, kawin tatar, penggunaan metode seleksi, teknik inseminasi buatan, penyerempakan birahi, alih janin dan yang paling mutakhir adalah rekayasa genetika.
Ternak di daerah tropik berbeda dengan di daerah subtropik, umumnya berbentuk lebih kecil dan produksinya lebih rendah (Mason dan Buvanendran, 1982). Pertanyaan yang dapat diajukan adalah - Apakah perbedaan tersebut karena faktor iklim apakah keadaan tersebut dapat diubah dengan pergantian ternak, atau pergantian cara pemeliharaan ?. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut maka diperlukan bantuan pemuliaan ternak lewat penelitian dan penerapan hasilnya.
Penelitian pemuliaan ternak khususnya seleksi, pada dasarnya mempunyai tiga tujuan. Pertama, untuk menguji teori seleksi, kedua mengumpulkan data parameter genetik, respons fisiologik yang selanjutnya digunakan untuk me nyempurnakan metode seleksi. Ketiga, digunakan untuk membandingkan kriteria seleksi atau sistem perkawinan yang digunakan (Adjisoedarmo, 1976; Adjisoedarmo, 1989).
Contoh penerapan hasil penelitian dari Fakultas Peternakan Unsoed yang telah disebar luaskan penggunaannya di pedesaan adalah Kalender Reproduski domba dan kambing (Adjisoedarmo dan Amsar , 1983). Kalender ini sudah digunakan di 300 kelompok peternak domba dan kambing PPWP (Program Pengembangan Wilayah Propinsi) Jawa Tengah, yang tersebar di 145 desa, di 40 Kecamatan dan 7 Kabupaten (Demak, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Blora dan Grobogan) dan telah disebarkan juga di empat kabupaten di Propinsi Bengkulu (Adjisoedarmo, 1989; Padmowiyoto, 1988). Hasil penelitian metode pengujian pejantan kambing untuk membandingkan keunggulan genetiknya, di bawah kondisi pedesaan telah dilaporkan (Adjisoedarmo, 1991).
Manfaat Pemuliaan Ternak
Pemanfaatan pemuliaan ternak dapat memberikan gambaran tingkat produksi yang diperoleh. Di Amerika, pada waktu dilaporkan bahwa rata-rata produksi susu per ekor sebesar 4500 kg per tahun, produksi tersebut ditaksir masih berada 500 – 1000 kg di bawah kemampuan berproduksi yang dapat dimunculkan di bawah kondisi lingkungan yang lebih baik, masih jauh dari produksi di bawah kondisi lingkungan yang terbaik (Warwick dan Legates, 1979). Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemuliaan ternak memberikan informasi apa yang masih dapat dan perlu dilakukan untuk meningatkan produksi.
Pemunculan kemampuan produksi secara maksimum atau tidak bergantung pada para peternak, lembaga, organisasi dan pemerintah. Keputusan yang diambil harus ditinjau dari berbagai faktor, terutama faktor keuntungan yang akan diperoleh peternak. Kalau produksi ditingkatkan menjadi maksimal tetapi harga pasar rendah maka akan merugikan (contoh. kasus pembuangan susu, pemusnahan ribuan domba di Australia ).
Oleh karena itu perlu dicatat bahwa tidak akan muncul keajaiban dalam penerapan pemuliaan ternak (Warwick dkk., 1983) tetapi lebih cenderung merupakan tampilan dan harapan serta kekecewaan (Lush, 1963). Pemuliaan ternak dapat memberikan informasi apa yang mungkin dapat dilakukan dan hasil yang kemungkinan besar dapat diperoleh. Hasil yang muncul di lapangan itulah yang benar dan merupakan informasi dan materi yang dapat kita gunakan untuk menentukan langkah berikutnya. Namun demikian yang sudah dapat dibuktikan kepastiannya adalah bahwa peningkatan genetik hasil penerapan pemuliaan ternak tidak akan hilang selama penerapan seleksi dan sistem perkawinan tidak dihentikan.
Metode Seleksi
Metode seleksi dan penggunaannya untuk meningkatkan produksi, telah banyak digunakan untuk ternak domba, yang mungkin dapat diadopsi di Indonesia.
Seleksi dibedakan untuk antar trah atau rumpun dan dalam bangsa. Seleksi dalam bangsa dibedakan untuk satu karakteristik dan banyak karakteristik. Untuk meningkatkan satu karakteristik digunakan seleksi individu dan famili. Untuk perbaikan lebih dan satu karakteristik digunakan metode 1) seleksi berurutan (Tandem selection), 2) seleksi penyisihan bebas bertingkat (Independent Culling Level) dan 3) seleksi dengan indeks (Warwick dkk., 1983; Adjisoedarmo, 1989).
Sistem perkawinan
Sistem perkawinan yang paling banyak digunakan dalam penerapan pemuliaan ternak adalah perkawinan silang. Alasan menggunakan sistem ini ialah karena dapat digunakan untuk menghasilkan efek heterosis. Kalau efek ini muncul maka produksi rata-rata anak akan melebihi produksi rata-rata tetuanya. Heterosis dapat menyebabkan ternak silangan memiliki produksi 1-17% di atas produksi rata-rata tetuanya (Lasley, 1972). Sistem ini sudah lama di gunakan di Indonesia sehingga sekarang kita memiliki sapi P0, domba Sufeg, kambing PE, Jawa Randu, Kelinci Rexlok, dan hasil lain yang belum berhasil diteliti.
Apabila perbaikan genetik telah diperoleh, masalah yang dihadapi adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan hasil perbaikan tersebut. Mereka yang telah meyakini peranan dan kemanfaatan pemuliaan ternak akan meneruskan usaha perbaikan genetik karena akhirnya waktu tenaga dan dana yang telah dikeluarkan akan diganti dengan keuntungan hasil penjualan produksi yang makin meningkat. Beberapa contoh keberhasilan pada ternak Domba dan Sapi diuraikan di bawah ini.
Domba
Sebagai contoh misal perkembangan peternakan domba di New Zealand. Pada tahun 1948 mulai dilakukan penelitian menggunakan Domba Romney New Zealand yang memiliki rataan cempe sepelahiran per tahun 1,13 ekor. Pada tahun 1972 rataan tersebut berhasil diperbaiki menjadi 1,75 ekor cempe sepelahiran per tahun (176 cempe per 100 ekor induk yg dikawinkan ). Dilaporkan pula bahwa penerapan pemuliaan ternak menghasilkan domba Romney New Zealand yang memiliki berat lahir rata-rata 4.3 - 4,9 kg dan berat sapih umur 4-5 bulan adalah 25 - 30 kg untuk kelahiran tunggal, 3,9 -4,5 kg dan 23 kg untuk cempe kelahiran ganda ( Dalton dan Rae, 1978).
Domba ekor tipis di Jawa Tengah yang belum pernah merasakan manfaat penerapan pemuliaan ternak, dibawah kondisi penelitian mampu menghasilkan 1,6 ekor cempe per induk per kelahiran dan berat 16 - 17 kg pada umur penyapihan 100 hari (Adjisoedarmo, 1977; Adjisoedarmo,1979).
Sapi Perah
Manfaat penerapan pemuliaan ternak di negara subtropik pada sapi perah telah dilaporkan di Denmark, Swedia, Firlandia dan Norwegia dalam periode 1960 - 1972. Manfaat yang diperoleh tersebut berupa kenaikan produksi susu dan 3000 kg pada 1950 menjadi 5500 kg di tahun 1972. Hasil ini masih jauh di atas yang dapat dicapai di Indonesia, seperti. yang dilaporkan di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sapi perah di BPT Baturaden, Jawa Tengah, dari tahun 1979 sampai 1984 dilaporkan mencapai produksi rata-rata per lataktasi (305 hari 2 x ME) 2492 - 2945 liter atau 8 -9,7 liter per hari(Anonimus, 1984).
Hasil penggunaan frozen semen pejantan yang telah diuji dengan uji keturunan dilaporkan dapat menghasilkan induk bibit yang berproduksi di atas 4000-liter per laktasi di daerah Jawa Barat (Anonimus,1986). Hasil ini memberikan petunjuk bahwa IB merupakan tehnik untuk menyebarkan mutu genetik unggul. Sedangkan mutu genetik yang unggul tersebut diwariskan sehingga keturunan pejantan tersebut memiliki mutu genetik rata-rata lebih tinggi dibanding sebelum penggunaan pejantan unggul tersebut.
Penerapan seleksi dan sistem perkawinan untuk ternak ruminansia di daerah tropik telah diuraikan oleh Mason dan Buvanendran (1982) dan diterbitkan oleh FAO. Penerapan ini meliputi untuk ternak sapi perah, potong, domba dan kambing. Secara teoritik kenaikan produksi susu dapat dinaikkan sebesar dua persen per tahun.
Sapi Pedaging
Contoh manfaat penerapan pemuliaan ternak pada sapi pedaging telah diuraikan oleh Adjisoedarmo (1976). Seleksi untuk sapi potong mempunyai dua tujuan pokok. Pertama memilih pejantan untuk menghasilkan keturunan yang langsung dijual atau dipotong dan kedua memilih pejantan untuk menghasilkan keturunan yang akan dipakai sebagai bibit. Untuk tujuan pertama peningkatan mutu genetik didasarkan pada laju pertumbuhan harian rata-rata (0,3 - 1 k~ per ban).
Jenjang keunggulan trah sapi (diantara 280 trah sapi di dunia), berdasar kriteria pertambahan berat badan dan penggunaannya dalam perkawinan silang telah dilaporkan Preston (1973), berturut-turut, dari tinggi ke rendah, Charolais, Simmental, German Gelbief. Rogrnanola, Marchigiana, Chianina, Lomousin, Blond d’aquitame, Mame Anjou, Brown Swiss, Friesien, South Devon, Santa Gretudis, Danish Red, Devon, Brahman, Hereford, Angus, Shorton.
Pemerintah Indonesia mulai Pelita II telah berketetapan mengadakan kawin tatar dengan American Brahaman. Didukung dengan pengembangan teknik IB, maka hasilnya telah dapat dirasakan terutama oleh peternak di Jawa Tengah. Angka tinggi domba, lingkar dada dan panjang badan pedet hasil persilangan P0 dengan American Brahman, yang dilaporkan Munadi (1975) dan Kabupaten Rembang dengan mudah sekarang dapat dilampaui(Adjisoedarmo, 1990a).
Produktifitas sapi Ongole dan persilangannya telah dilaporkan Hardjo subroto (1988). Dilaporkan bahwa pertambahan berat harian Brahman x P0 dan Ongole x P0 pada tingkat pra sapih adalah 0,64 kg/hr dan 0,62 kg/hr sedangkan pada lepas sapih 0,25 kg dan 0,25 kg/hr.
Gambaran mengenai mutu genetik sapi Bali telah dilaporkan oleh Martoyo (1988). Dilaporkan bahwa dalam segi ketahanan penyakit khas sapi Bali diperkirakan terdapat perbedaan genetik yang cukup besar. Peningkatan mutu genetik serta pelestarian sapi Bali perlu mendapat perhatian terus-menerus.
Keberhasilan penerapan pemuliaan juga dapat diukur dengan munculnya trah ternak, sapi perah, sapi pedaging, domba, babi dan ayam ras serta kelinci. Trah tertentu tersebut mampu beradaptasi di bawah kondisi lingkungan tertentu baik iklim sub tropik dan tropik serta mampu berproduksi secara efisien. Trah Sapi perah yang terkenal antara lain Friesien, Jersey, Australian Milking Zebu dll; trah sapi pedaging antara lain Angus, Heford, Simental, Charolais, Brahman; seratus lebih trah domba, berpuluh trah babi, dan kelinci. Trah unggul dan baru dari negeri asalnya kemudian disebar luaskan ke negara-negera yang berusaha membangun peternakan dengan penggunakan materi genetik import.Importasi dapat berupa ternak atau berupa mani beku, atau embrio beku.Dalam buku ajar yang ditulis Rice tahun 1926 dinyatakan bahwa Breeding is an art to be leamed only by practice, but knowledge of principles supplies the only firm foundation for its practice. Superior animals will be more numerous when breeders know why as well as how” ( Warwick dan Legates, 1979).
Berdasar uraian tersebut maka peran pemuliaan ternak dalam pembangunan peternakan merupakan peran yang mendasar, karena menyangkut sumber genetik dan pewarisan, perbaikannya, penyebarannya, pengukuran hasilnya, dan pengujian hasilnya. Apabila peran tersebut berjalan dengan sempurna maka pengujian ternak akan memberi mánfaat berupa produk ternak yang berkualitas seperti yang dipersyaratkan manusia sesuai dengan perkembangan kualitas hidupnya dan juga berkecukupan dalam jumlahnya. Secara sederhana pemuliaan ternak akan memberi manfaat dalam bentuk meningkatkan gizi manusia khususnya protein hewani.
Banyak bukti telah dilaporkan bahwa dengan pemuliaan ternak maka produk ternak dapat dilipat gandakan. Warwick dan Legate (1982) melaporkan
bahwa produksi susu dapat dilipat duakan, produksi daging ditingkatkan 50%, produksi wol lipat empat kali.
Pemanfaatan Sistem Komputer di Bidang Pemuliaan Ternak
Komputer adalah suatu alat elektronik, batasan lebih lengkap yang diberikan oleh Malone (1983) adalah -Computers are automatic electronic machme that solves complicated problems with great speed in just one second, computers can do a million logical operations-.Pada 1642 Blaise Pascal membuat mechanical computer yang pertama, pada 1882 diciptakan cash register, pada tahun 1940 mulai dikembangkan Electronic Computer, - yang dibuat pertama kali oleh Eckert dan Mauchley (Anonimus, 1974). Pada waktu itu kemudian dikembangkan cabang ilmu baru yang disebut Electronic Data Processing, EDP (Malone, 1983).
Komputer pada 1950 sudah menggunakan transistor dan IC (Integrated Circuit) sehingga komputer dapat bekerja lebih cepat. Komputer modern dapat menghitung dengan kecepatan ¼ kecepatan cahaya (299728 km/detik). Komputer dapat mengerjakan pekerjaan dalam satu jam sebanding yang dikerjakan oleh ribuan sarjana dalam seumur hidupnya.
Komputer itu bodoh tidak dapat berfikir, dapat mengerjakan sesuatu setelah diberi tahu, kapan mengerjakannya dan bagaimana cara mengerjakannya. Kumpulan perintah yang dapat memberi tahu tersebut disebut program atau software. Komputer dapat dinyalakan tetapi tanpa program tidak dapat bekerja.
Perangkat keras komputer terdiri dan mesin, kawat, chip silicon, dan bagian lain dalam komputer. Berbagai macam komputer yang dibuat kemampuan kerjanya berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada kemampuan menyimpan data dan kecepatan bekerja. Pada masa sekarang telah dikenal komputer mikro, mini, midi, besar dan super besar. Pembagian menurut generasinya dikenal: 1) generasi pertama, 2) kedua, dan 3) ketiga. Makin tiriggi generasinya makin kecil ukurannya ( Widodo, 1984).
Segala macam data dapat digunakan sebagai masukan. Data masukan dapat dimasukkan dengan berbagai cara, menggunakan piranti masukan, berupa keyboard, mouse atau bentuk lain. Data masukan selanjutnya oleh komputer diubah menjadi bahasa mesin komputer. Setelah komputer diperintah untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan maka data masukan akan diproses sesuai dengan perintah. Hasil yang diperoleh kemudian akan disimpan atau dicetak tergantung perintah pemakai komputer. Hasil dapat ditampilkan pada layar monitor atau diketik pada mesin cetak.
Program komputer ditulis menggunakan bahasa program, contohnya FORTRAN, PASCAL dan BASIC. Penulisan progam harus menurut aturan khusus bahasa program yang digunakan. Pembuatan program umumnya bertujuan untuk memecahkan persoalan.
Pemecahan persoalan dengan bantuan komputer dilaksanakan dalam beberapa tahap, 1) memformulasikan persoalan secara rinci, 2) menyusun metode penyelesaian persoalan secara bertahap (algorithma), 3) menyusun peta alir, atau peta penyelesaian secara grafik dan terakhir 4) menterjemahkan dalam bahasa program (Djojodiharjo, 1983).
Pemanfaatan sistem komputer dapat menggunakan herbagai macam bahasa program yakni, bahasa mesin, bahasa assembler dan bahasa kompailer. Bahasa mesin adalah bahasa yang primitif, instruksi ditulis dengan menggunakan tanda numerik. Bahasa mesin dimengerti oleh komputer tanpa perlu diterjemahkan lebih dahulu. Bahasa assembler ditulis menggunakan abjad dan tanda numerik, komputer mengerti setelah diterjemahkan ke dalam bahasa mesin. Bahasa kompailer ditulis dengan menggunakan bahasa Inggris, dikombinasikan dengan titik koma dan operator matematik. Contoh bahasa kompailer adalah FORTRAN, COBOL, ALGOL, PASCAL dan BASIC. Komputer harus menterjemahkan lebih dahulu ke bahasa mesin untuk mengerti bahasa kompailer (Djojodihardjo, 1984).
Uraian singkat tersebut memberikan informasi bahwa sistem komputer dapat dimanfaatkan juga untuk memecahkan persoalan di bidang pemuliaan ternak.
Pemanfaatan sistem komputer di Amerika untuk bidang pertanian, secara nasional, mulai dikembangkan pada tahun 1970 oleh dua orang profesor dari Universitas Nebraska, sistem tersebut dikenal dengan nama AGNET (Agriculture Computer Network). AGNET merupakan alat manajemen untuk pertanian, diciptakan untuk keperluan petani dan peternak. AGNET memiliki jaringan sampai ke Pusat Penyuluhan Pertanian di country. Staf kantor tersebut dilatih mengoperasikan terminal yang dikontrol dari pusat AGNET di Negara Bagian. AGNET merupakan service-oriented computer center. Pada tahun 1983 dilaporkan memiliki 200 macam program untuk membantu membuat keputusan menejerial yang lebih baik untuk peningkatan manajemen finansial. Pada waktu itu diramalkan bahwa yang memanfaatkan sistem komputer akan dapat mempertahankan keuntungannya sampai tahun 1990.
Pemanfaatan sistem komputer melalui AGNET terutama untuk 1) Business Accountirig, 2) Herd Performance Reportirig, 3) Financial Management. Paket Program kelompok Livestock Production Models yang disediakan AGNET antara lain, BEEF (simulasi analisis ekonomi), COWCULL ( culling sapi perah), WEAN (uji kemampuan produksi berat sapih), CROSSBREED (evaluasi hasil persilangan), COWGAME ( simulasi genetik) (Hughes, 1983).
Penggunaan komputer dalam genetika dan pemuliaan ternak dapat dikelompokkan dalam empat kategori yaitu yang pertama untuk penyusunan rancangan penelitian sehingga diperoleh alternatif pencapaian tujuan, kedua untuk analisis data, ketiga untuk pemecahan masalah dalam formulasi matematik dan akhirnya yang keempat untuk simulasi model biologik (Secheinberg, 1968).
Selain itu adalah penggunaan dalam kaitannya dengan pengkajian seleksi yakni untuk tujuan penyelesaian masalah yang kompleks dan realistik mengenai pewarisan kuantitatif (Robertson, 1980). Sebagai contohnya adalah bahwa perhitungan indeks dapat dibantu dengan penggunaan program komputer yang disebut SELIND (Cuningham, 1970).
European Association for Animal Production (EEAP) telah melaporkan pemanfaatan sistem komputer dalam program pencatatan produksi di dua puluh
negara Eropa. Di dua belas negara diantaranya (Bulgaria, Cekoslowakia, Irlandia, Perancis, Finlandia, Inggris, Hunggaria, Islandia, Norwegia, Swedia, Spanyol dan Switserlandia) komputerisasi program pencatatan produksi dimanfaatkan untuk seleksi.
Program pencatatan produksi pada dasarnya adalah kegiatan rutin mencatat produksi. Pencatatan ini dilakukan menurut aturan tertentu. Aturan tersebut mengatur macam produksi yang harus dicatat, cara mencatat, waktu mencatat, blangko pencatatan dan pemanfaatan catatan produksi tersebut. Program pencatatan produksi merupakan kegiatan penting dalam penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan efisiensi dan keuntungan usaha. Selain itu informasi tersebut juga sangat diperlukan untuk melaksanakan seleksi.
Simulasi pada akhir-akhir ini makin meningkat kegunaannya dalam pengembangan model di bidang pemuliaan ternak. Peningkatan ini mungkin disebabkan karena penyediaan sistem komputer makin mudah dan murah sedangkan kebutuhan pemecahan masalah dengan model semakin dibutuhkan, sehingga hasil simulasi makin banyak dilaporkan. Beberapa contoh hasil simulasi, untuk seleksi unggas dilaporkan Astuti (1978)-, untuk domba oleh Blackburn dan Cartwrigt (1987), untuk mengevaluasi hasil perkawinan silang pada ternak babi oleh NcLaren dkk., (1987), untuk seleksi domba di Indonesia khususnya di Jawa Tengah oleh Adjisoedarmo (1989), untuk menaksir variansi genetik oleh Werf dan Hoer (1990).
Berdasar perkembangan sistem komputer dan pemanfaatannya di bidang pemuliaan ternak, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan tersebut umumnya ditujukan untuk peningkatkan efisiensi reproduksi dan produksi. Peningkatan itu disebabkan karena pengambilan keputusan yang lebih cermat dan tepat.
Kecermatan dan ketepatan pengambilan. keputusan disebabkan karena informasi yang benar telah direkam dalam komputer. Informasi yang direkam pada umumnya adalah produksi ternak misal produksi susu, kadar lemak susu, berat lahir, pertambahan berat badan, dan berat sapih. Oleh karena itu pemanfaatan sistem komputer yang paling awal umumnya dalam program pencatatan produksi.
PENGGUNAAN STASTIKA DALAM PEMULIAAN TERNAK
Tujuan penggunaan statistika dapat dibagi menjadi dua pokok.
1.Menyingkat data menjadi hanya beberapa tetapan sederhana bentuknya dan
2.Menilai pentingnya peranan tetapan-tetapan tersebut.
Satistics is the branch of scientific method which deals with the data obtamed by countirig or measuring the properties of populations of natural phenomena.
Data yang diperoleh dapat berasal dari segala bidang yang sedang dipelajari. Dengan sendirinya data yang (akan) dibutuhkan dan akan dibicarakan adalah yang berasal dari bidang pemuliaan ternak.
Populasi adalah kumpulan item atau individu. Populasi mempunyai anggota tertentu atau terbatas dan kecil, dapat terbatas dan besar, atau dapat dengan jumlah tak terbatas. Oleh karena itu populasi dapat digunakan sebagai sumber pemilihan dan pengambilan contoh. Pengambilan contoh dilakukan karena tak dapat mengukur semua individu anggota populasi tersebut. Populasi didefinisikan oleh tetapan-tetapan yang berparameter. Dari contoh dapat ditentukan tetapan-tetapa-n yang disebut statistik.
Contoh yang diambil dari populasi yang sama akan menghasilkan statistik yang belum tentu sama nilainya dengan statistik yang dihasilkan dari contoh sebelumnya. Oleh karena nilai statistik suatu contoh dipengaruhi oleh kesalahan acak yang timbul karena proses pengambilan contoh.
Dalam garis besarnya analisis statistik perlu dilakukan karena asalan sebagai berikut.
1.Adanya variasi atau perbedaan diantara populasi dan contoh yang dipelajari.
2.Data yang dibutuhkan atau yang ada tidak sempurna
3.Tak mungkin dan tak efisien untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar dengan harapan dapat menarik kesimpulan bebas dari kesalahan.
4.Statistik merupakan cara yang rasional dan cocok untuk membuat kesimpulan-kesimpulan secara induktif.
Dalam menggunakan statistika dalam pemuliaan ternak perlu sekali lagi diingat hal-hal sebagai berikut.
a.Cara mendefinisikan atau menerangkan suatu populasi, mengurangi jumlah data yang dibutuhkan sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti dan dipergunakan.
b.Cara membandingkan dua kelompok data dengan menggunakan Uji Nyata (Test of Significance).
c.Bagaimana mendefinisikan atau menerangkan suatu populasi yang tersifat karena adanya lebih dari satu peragam ( misal berat wol dan kualitas wol pada domba).
d.Bagaimana membandingkan lebih dari dua kelompok.
Pengertian yang Diperlukan
1. Populasi
Dipakai untuk kumpulan obyek, individu atau sejumlah ketegori. Contoh populasi dalam pemuliaan ternak.
(1) Berat lahir anak domba di Baturraden.
(2) Nilai pemuliaan untuk karakteristik berat sapihan domba.
(3) Tiriggi dan berat domba umur tertentu.
(4) Data produksi harian per laktasi sekelompok sapi perah.
Perlu diperhatikan pentingnya spesifikasi pengukuran. Berat lahir domba lokal (1 kg) misalnya akan berbeda kalau yang dimaksudkan lokal di Baturaden dan lokal di lain daerah, daerah Priangan misalnya, maka berasal dari dua populasi yang berbeda.
2. Peubah (variabel)
Dipakai untuk menerangkan kuantitas, karakteristik atau pengukuran yang berbeda beda.
a. Mengenai punya tidaknya tanduk pada ternak dalam populasi ternak tertentu, disebut variabel yang diskrit (descrete). Contoh lain adalah jawaban ya dan tidak atas pertanyaan yang diajukan, jumlah cempe per induk yang mati atau hidup (merupakan hasil penghitungan ).
b. Berat wol adalah karakteristik yang dapat diukur sampai kecermatan tertentu dapat diukur misalnya 0,5 kg , 1 kg, 1,1 kg atau sampai satu angka dibelakang koma, dan dalam kg, Variabel yang bersifat demikian disebut variabel kontiriyu (Contiriues); variabel yang merupakan hasil pengukuran.
3. Contoh Acak (Random Sample)
Yang dimaksud dengan contoh acak adalah contoh yang diambil dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota dari populasi tersebut mempunyai peluang yang sama untuk dapat menjadi contoh. Dengan cara demikian contoh dapat dipakai untuk manaksir parameter populasi dengan kesalahan yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. Sebaran Frekuensi
Hasil pengukuran terhadap beberapa karakteristik suatu kelompok individu akan berbeda beda. Langkah pertama yang harus dikerjakan adalah menyusunnya ke dalam beberapa golongan nilai. Dari hasil penyusunan tersebut akan diperoleh sebaran frekuensi.
PERBAIKAN MUTU GENETIK DAN VARIANSI GENETIK
Variasi kualitatif dan kuantitatif
Tujuan peningkatan mutu genetik adalah meningkatkan efisiensi reproduksi dan produksi dengan meningkatkan kemampuan reproduksi dan produksi setiap ternak di dalam populasi. Menaikkan nilai tengah populasi biasanya dinyatakan sebagai produksi per individu. Misal 15 l susu per ekor, 19 kg wol per ekor, 200 butir telur per ekor dst.
Menaikkan produk per individu tidak selalu sama dengan menaikkan keuntungan ekonomis. Keadaan demikian disebabkan karena menaikkan produksi biasanya diikuti dengan kenaikan ongkos produksi. Diperoleh banyak bukti bahwa individu yang lebih produktif biasanya lebih efisien dalam menggunakan pakan. Apabila fenomena tersebut benar maka tidak menyebabkan kesalahan yang besar apabila karakteristik dinyatakan dalam unit produksi per individu. Perlu selalu diperhitungkan dan ditirijau kembali efisiensi produksi apabila produksi individu naik. Individu yang lebih produktif akan membutuhkan pakan yang lebih banyak, tetapi biasanya lebih rentan terhadap penyakit.
Asumsi yang digunakan dalam membahas karakteristik ialah bahwa suatu karakteristik ditentukan paling tidak oleh kombinasi gen atau yang sering disebut dengan potensi genetik individu. Berdasar asumsi tersebut maka perbedaan antara individu (kemampuan produksinya) menghasilkan suatu produk, sebagian ditentukan oleh perbedaan kombinasi gen (potensi gen) yang dimiliki individu.
Pertanyaan yang perlu dijawab ialah - Bagaimana sesungguhnya perbedaan tersebut terjadi ? Apakah kita dapat memanfaatkan perbedaan tersebut?. Jawaban pertanyaan tersebut akan ditemui dalam mengikuti kuliah dan membaca materi kuliah, mengikuti praktikum, diskusi dan membaca sumber pustaka yang lain (diperpustakaan).
Beberapa perbedaan (genetik) tampak jelas pada individu dan dapat diklasifikasikan dalam klas diskrit. Misal, warna kulit pada sapi, laju pertumbuhan bulu pada ayam. Karakteristik yang masuk dalam klas diskrit disebut karakteristik discontiriues atau kualitatif. Tidak semua karakteristik kualitatif jelas dapat dilihat, misal gol darah, memerlukan bantuan teknik tertentu untuk dapat membedakan golongan darah. Karakteristik kualitatif kalau digunakan untuk mengelompokkan individu akan diperoleh klas diskrit. Misalnya, pada sapi Shorthorn, RR merah, Rr roan (merah campur putih) dan rr putih (tidak ada pigment). Untuk karakteristik tertentu, meskipun fenotipenya diketahui, pengetahuan tersebut tidak dapat digunakan untuk spesifikasi individu secara sempurna.
Berbeda dengan karakteristik kualitatif, karakteristik yang ekonomis (kuantitatif) umumnya karakteristik yang tidak dapat dipakai untuk mengelompokkan individu menjadi klas diskrit, tetapi dapat dalam klas contiriues. Misal produksi susu pada laktasi pertama berkisar dari 800 l sampai 4000 liter. Berarti pada laktasi pertama tersebut ada kisaran variasi (perbedaan/selisih) yang kontiriyu, seperti yang telihat dalam Gambar
Perbedaan karakteristik kualitatif dan kuantitatif dapat dijelaskan sebagai berikut.
Karakteristik kualitatif Karakteristik kuantitatif
Diskripsi dan analisinya
secara individual Diskripsi dan analisinya ditirijau dari populasi
Diskripsi variasi kuantitatif pada contoh di atas bagian terbesar individu mempunyai produksi di sekitar nilai tengah, sebagian kecil anggota populasi mempunyai produksi menjauhi nilai tengah.
Kurva frekuensi Gambar 4.2 dapat dicirikan dengan besaran, rata-rata aritmetik atau mean, dan standar deviasi atau simpang baku. Kurang lebih 2/3 (dua pertiga) anggota populasi terletak di daerah -2 s/d +2. Besaran pengukur yang lain adalah variansi (variansi = kuadrat simpang baku). Variansi disimbolkan dengan V dan simpang baku disimbolkan dengan . Berdasar con toh pada Gambar 1 dan 2 dapat dimengerti bahwa 2/3 anggota populasi produksinya berkisar dari 1600 s/d 3200 liter (karena = 400 liter).
Telah banyak macam analisis dijalankan untuk mengetahui berpasang gen mempengaruhi karakteristik kuantitatif tertentu. Estimasi yang diperoleh tidak cermat. Hasil yang diperoleh melaporkan , ada petunjuk bahwa jumlah pasangan gen tersebut berkisar 10 (sepuluh) sampai dengan 100 (seratus) pasang. Lepas dari hasil tersebut yang bagi kita adalah, bagaimna kita dapat menaksir dan selanjutnya dapat memilih individu dengan kombinasi gen atau potensi genetik yang tidak diketahui dengan pasti berdasarkan hasil pengukuran karakteristik kuantitatif. Proses fisiologik baik yang bersifat hormonal maupun enzymatik banyak terlihat dalam pemunculan karakteristik kuantitatif.
2. Ekspresi karakteristik kuantitatif tidak hanya tergantung pada kombinasi gen, tetapi juga pada faktor lingkungan.
Dua individiu monozygote indentical twin memiliki kombinasi gen yang sama. Apabila kedua individu tersebut dipelihara di bawah faktor lingkungan yang berbeda maka akan memunculkan karakteristik kuantitatif yang berbeda pula. Gambarannya sebagai berikut.
Yang Menginginkan file secara utuh agar kirim biodata secara lengkap ke situs email blog ini, karena banyak rumus dan kolom yang membutuhkan waktu tersendiri untuk ditransfer ke prog. HTML..
4 komentar:
Mat pagi mas Hendri! Salam kenal.
boleh kiranya saya minta penjelasan tentang pemuliaan ternak merpati untuk tujuan aduan jadi dianmbil performance Terbang kencang dan turunnya tajem/kencang saja.itu bagaimana ?.atas kesudian dan keterangannya saya ucapkan banyak terimakasih.
selamat pagi mas? Salam kenal. Nama saya Hady. Mo ytanya nich..
Bagaimana cera pemuliaan ternak burung merpati aduan untuk diambil performance terbang keceng dan juga studnya/turunnya yang kenceng. untuk jawaban mohon dialamatkan ke ke e-mail/YM yang sering saya buka: hadinosaurus@yahoo.com.
atas penjelasannya saya ucapkan banyak terimakasih.
mas, bolehkah saya meminta file ini, saya sedang memiliki jadwal mata kuliah tentang sejarah pemuliaan ternak, email saya nor.aufgezenberg@gmail.com
mas, saya meminta izin untuk mengirimkan file pemuliaan ini pada email saya : nor.aufgezenberg@gmail.com, terimakasih
Posting Komentar