Sabtu, 30 Agustus 2008

Presiden Menerima Pengurus LDII



Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Kamis ( 28/8) sore menerima Ketua Umum PP Lembaga Dakwah Islam Indonesia Prof.Dr.Ir.KH. Abdullah Syam, beserta beberapa pengurus LDII lainnya, di Kantor Kepresidenan. Dalam pertemuan itu dibahas berbagai hal, termasuk kegiatan LDII baik secara makro maupun mikro.

Prasetyo Sunaryo, juru bicara LDII kepada wartawan mengatakan, "Ada tiga yang laporkan kepada Presiden, pertama sebagai lembaga dakwah pendekatan yang dilakukan LDII kepada masyarakat adalah amar m`aruf nahi munkar, artinya apa yg baik kita sampaikan dan apa yang harus kita perbaiki kita sampaikan juga. Kedua tentang harapan-harapan LDII, dan ketiga kami menjelaskan posisi LDII,” kata Parsetyo Sunaryo.

” Kami juga menyampaikan usulan agar ada komunikasi horisontal antara umat Islam, maupun dengan umat beragama lainnya. Perlu dikembangkan pula agar kerukunan keharmonisan tetap terjaga, dan itu memang sesuai dengan visi dan misi LDII. Kami juga menyampaikan kegiatan LDII yang bersifat makro dan mikro seperti dalam bidang pertanian, lingkungan hidup dan kegiatan sehari hari,” katanya.

Lembaga Dakwah Islam Indonesia atau LDII adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia, awalnya bernama Yakari (Yayasan Karyawan Islam), didirikan tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya. Pada msyawarah YAKARI tahun 1981, nama YAKARI diganti Lemkari (Lembaga Karyawan Islam). Pada tahun 1990 saat berlangsungnya Musyawarah Besar LEMKARI ke IV di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, atas saran Rudini yang saat itu manjadi mendagri, organisasi ini diubah namanya menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), dengan alasan agar namanya tak sama dengan Lembaga Karatedo Indonesia yang juga berama LEMKARI. (win)

sumber: http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2008/08/28/3435.html
Read more.....

Jumat, 22 Agustus 2008

BUKA MATA


Pemerintah TA 2009 akan menganggarkan pendidikan sebanyak 20% (Rp.244 Trilliun) dan konon anggaran sebanyak itu juga susah mau diprogramkan/dibelanjakan apa saja........ Anggaran pembangunan daerah yang hanya Rp 45 Trilliun saja tidak diserap oleh daerah...di satu sisi. Di sisi lain pengelolaan keuangan di Departemen Pendidikan yang selama ini baru mencapai 12% saja dalam kategori disclimer.........wah berat juga ya……. Dari dulu hingga sekarang yang jadi obyek program hanya pendidikan formal saja....kayaknya pemerintah, bahkan sampai sekarang ini BELUM PERNAH BUKA MATA dan menyentuh pada pendidikan non formal........ sebut saja pendidikan terhadap anak-anak jalanan..........yang mendidik tidak hanya dari segi scientific saja melainkan mempertajam pada sisi pengembangan bakat……bahkan ada yang sukses mendidik hingga level nasional sebut saja Siti dan Dayat….
Berkat sentuhan dan didikan Sanggar Alang-alang atas asuhan Om Didit dkk. sehingga dapat meretas dan melejit melalui Idola Cilik dalam sebuah siaran TV swasta nasional….. kebanggaan ini memang tidak selevel dengan keberhasilan juara olimpiade pada salah satu pelajaran di tingkat nasional atau global, karena sudah selayak dan sepantasnya dengan biaya dan seleksi yang ketat serta input yang bagus maka output yang dihasilkan juga akan bagus.
Akan tetapi lain halnya dengan pengangkatan nilai menuju perubahan dari alam jalanan yang penuh dengan dunia kekerasan dan liar menjadi sebuah prestasi di tingkat nasional tentu melalui pendekatan dan perjuangan yang luar biasa. Sepatut dan selayaknya pemerintah memberi apresiasi pada pendidikan jalur non formal dengan menagolaksikan anggaran pendidikan dalam jumlah tertentu. Atau seiring dengan inspirasi kickandy saya kira layak untuk ditampilkan pada acara tersebut, walaupun secara pasti saya tidak mengetahui secara persis lokasi dan macam apa sanggar/tempat dan kegiatan pendidikan non formal anak-anak jalanan… mudah-mudahan pemerintah mau BUKA MATA dan tidak memandang SEBELAH MATA…….
Read more.....