Jumat, 14 Januari 2011

AGRIBISNIS TAPE SINGKONG DI KABUPATEN BONDOWOSO

Agroindustri merupakan industri yang mengolah bahan hasil pertanian menjadi produk-produk yang mempunyai nilai tambah. Salah satu sifat bahan pertanian adalah kamba (voluminous). Sifat ini menjadikan komoditi pertanian akan mengalami penyusutan baik volume maupun berat setelah mengalami pengolahan. Dengan sifat inilah dapat dipastikan setiap pengolahan komoditi pertanian akan menghasilkan limbah, baik berupa limbah padat maupun limbah cair.download file selengkapnya click here
Ubi kayu / singkong / ketela pohon atau dalam Bahasa Inggris disebut sebagai

cassava, merupakan salah satu komoditi pertanian yang cukup banyak dijumpai di daerah Kabupaten Bondowoso. Di daerah tersebut terdapat sentra industri tape singkong yang dapat menghasilkan beberapa kwintal setiap harinya untuk didistribusikan ke beberapa wilayah di Jawa Timur. Menurut data dari Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso tahun 2001, kabupaten ini menghasilkan ubi kayu sebanyak 162.633 ton sehingga ubikayu ini menduduki peringkat kedua terbesar setelah padi.












Gambar 1. Sentra ubi kayu di Indonesia

Ubi kayu merupakan salah satu komoditi pertanian yang mempunyai sifat kamba. Pengolahan ubi kayu dalam suatu agroindustri dapat menghasilkan produk seperti tapioka, gaplek, keripik, tape singkong serta sirup hasil hidrolisis pati seperti sirup glukosa, sirup maltosa dan sirup fruktosa, disamping tentu saja menghasilkan limbah baik berupa limbah padat ataupun limbah cair. Limbah ini sering kali menimbulkan masalah lingkungan, oleh karena itu diperlukan suatu langkah-langkah yang dapat meminimalisasi limbah yang dihasilkan oleh industri yang mengolah produk ubi kayu ini. Pada makalah ini akan memfokuskan pada industri pengolahan ubikayu menjadi tape singkong yang berada di Kabupaten Bondowoso.
Tindakan pengelolaan lingkungan dalam sistem pengelolaan lingkungan (environment protection agency) diprioritaskan pada usaha pengurangan limbah pada sumbernya. Tindakan minimasi limbah pada sumbernya lebih ditekankan pada bidang manajerial. Pendekatan ini memunculkan konsep produksi bersih.
Produksi bersih merupakan suatu pendekatan yang mengarah kepada peningkatan efisiensi proses produksi, penggunaan teknik-teknik daur ulang dan pakai ulang, kemungkinan substitusi bahan baku dengan yang lebih ekonomis dan tidak berbahaya serta perbaikan sistem operasi dan prosedur kerja. Tujuan dari produksi bersih adalah untuk mengurangi tingkat emisi yang mencemari serta mengurangi produksi limbah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku dan energi serta meningkatkan kualitas produk.
Keuntungan dari penerapan produksi bersih bagi perusahaan antara lain adalah Pengurangan biaya operasi pengolahan dan pembuangan limbah, Peningkatan mutu produk, Penghematan bahan baku, Peningkatan keselamatan kerja, Perbaikan kesehatan umum dan lingkungan hidup, dan Penilaian positif dari konsumen. Pada akhirnya penerapan produksi bersih akan meningkatkan daya saing produk di pasar global sehingga meningkatkan meningkatkan pendapatan perusahaan.

B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah menerapkan produksi bersih di industri tape singkong milik rakyat, khususnya didaerah Kabupaten Bondowoso serta untuk mendapatkan alternatif penerapan produksi bersih yang mampu meningkatkan efisiensi produksi dan meningkatkan keuntungan.

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Lingkup Usaha
Industri tape singkong yang dikunjungi untuk penulisan makalah ini adalah industri milik Bapak Haji Saman dengan merek dagang yang digunakan “Tape Manis Handayani 82” yang berada di daerah Kabupaten Bondowoso yang beroperasi sejak duapuluh tahun yang lalu dan bergerak di bidang agroindustri yang mengolah hasil pertanian yaitu singkong menjadi tape singkong. Lingkup usaha industri ini masih tergolong kecil karena masih menggunakan teknologi sederhana dengan kapasitas produksi hanya mengolah singkong sebanyak 4 kwintal per hari.
Bahan baku utama yaitu singkong / ubi kayu yang diperoleh dari daerah Bondowoso dan sekitarnya. Proses produksi terdiri dari tiga proses utama yaitu pengupasan, pengecilan ukuran dan pencucian, serta perebusan / pengukusan dan peragian. Tidak ada mesin yang digunakan pada industri ini semuanya menggunakan tenaga manusia, selain hanya menggunakan kompor pemanas untuk melakukan tahap perebusan. Sarana yang digunakan dalam proses produksi antara lain air bersih yang berasal dari sumur bor dan listrik dari PLN.
Setiap harinya industri ini mampu menjual 3,2 kwintal tape singkong yang telah dikemas ke dalam besek (anyaman bambu) dengan harga Rp 1.000,-/kg. Tape singkong yang sudah jadi dijual ke wilayah Bondowoso dan sekitarnya, bahkan hampir ke seluruh Jawa Timur. Lamanya masa matang dari tiap-tiap tape singkong berbeda-beda, biasanya disesuaikan dengan kebutuhan. Jika tape singkong akan didistribusikan ke wilayah yang agak jauh, maka tape singkong dibuat semakin lama untuk matang.
Untuk memperoleh tape singkong yang berkualitas baik, industri ini hanya menggunakan ubikayu manis, yaitu ubi kayu yang berwarna kuning dan rasanya cukup manis karena kandungan HCN dalam ubi kayu tersebut rendah. Ubi kayu pahit yang biasanya terangkut bersama ubikayu manis tidak digunakan, karena akan mengurangi kualitas dari tape singkong yang akan dihasilkan. Limbah yang dihasilkan industri ini adalah limbah cair yaitu air sisa endapan dan limbah padat yaitu kulit luar singkong.

Tidak ada komentar: