Jumat, 28 November 2008

Tumpangsari Ayam dengan Ikan

Beberapa ikan air tawar yang dapat dipelihara dengan ayam, atau longyam antara lain: lele, mas, nila gurami tawes, dll. Model pemeliharaan diversifikasi ini, bisa menimbulkan dampak yang fatal terhadap kelangsungan usahatani tersebut. Oleh karena itu perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, kandang ayam tidak boleh menutupi seluruh permukaan kolam. Kandang seperti itu dapat menghalangi sinar matahari ke dalam air. Keadaan ini menyebabkan tidak terjadi fotosintesa dan suhu air menjadi rendah. Air yang bersuhu rendah bisa menjadi penyebab timbulnya penyakit.


Kedua, jarak antara permukaan air dengan dasar kandang minimal 50 cm. Jarak terlalu dekat bisa menyenbabkan kandang menjadi lembab. Keadaan ini tak baik untuk ayam, bisa menurunkan nafsu makan dan dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
Ketiga, jumlah ayam dan ikan harus seimbang. Bila ayam terlalu banyak bisa menyebabkan kematian pada ikan, karena banyak kotoran ayam tidak bisa dimanfaatkan oleh ikan. Hal ini akan menyebabkan sisa-sisa pakan akan menjadi racun (toxid) bagi ikan. Untuk satu ekor ayam perlu diimbangi dengan 10 – 20 ekor ikan ukuran 5 – 8 cm.
Sistem longyam dapat memberikan beberapa keuntungan, diantaranya pakan tambahan ayam yang terbuang dapat dimanfaatkan langsung dimakan ikan. Dengan demikian akan dapat mengurangi biaya pakan tambahan ikan. Selain itu, kotoran ayam tidak menimbulkan bau yang tak sedap. Kotoran ayam bisa juga langsung dimakan oleh ikan, terutama yang sudah kering. Sedangkan sisa kotoran itu bisa menjadi pupuk yang secara kontinyu menyuburkan kolam. Hal ini karena kotoran ayam di dalam kolam merupakan dasar utama pertumbuhan phytoplankton dan bakteri, yang seterusnya menjadi penunjang utama kehidupan zooplankton. Dengan menggunakan cahaya sebagai sumber energi, phytoplankton dapat mengasimilasi bahan-bahan anorganik dan CO2 untuk menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh ikan.
Konstruksi Kolam
Pemeliharaan sistem longyam memerlukan konstruksi kolam yang kuat, mengingat kolam akan dijadikan dasar pancang tiang untuk kandang ayam. Ukuran kolam sangat fleksibel sesuai dengan keadaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kolam ini antara lain: aerasi lancar, kolam tidak tertutup/ sinar matahari dapat menembus kolam serta kedalaman kolam 75 sampai 100 cm.
Kandang Ayam
Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisnis peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan ternak. Terdapat banyak sekali jenis kandang, baik berdasarkan tipe maupun bahan yang digunakan untuk membuat kandang. Sistem longyam ini akan mengharuskan lantai kandang bersifat Slat, hal ini dimaksudkan agar kotoran ayam dapat langsung jatuh ke kolam. Bahan slat bisa terbuat dari reng bambu atau kayu, tergantung dari kekuatan dan keadaan serta keinginan peternak, dengan ukuran antar slat 1 cm. Arah kandang dibuat membujur dari timur ke barat atau sebaliknya. Tujuannya untuk mengurangi intensitas sinar matahari masuk ke dalam kandang.
Pada umumnya tipe ayam yang dipelihara adalah petelur (jenis ayam arab), akan tetapi tidak menutup kemungkinan ayam broiler/potong, juga bisa. Apabila ayam yang diusahakan bertipe petelur maka harus dikandangkan dengan sistem battery. Adapun ukuran kandang battery yaitu:
• Tinggi bagian depan : ± 37cm
• Tinggi bagian belakang : ± 30cm
• Lebar : ± 41cm
• Panjang : ada 2 pilihan
o 120 cm (8 ekor ayam) dengan berat 6 - 6,6 kg
o 200 cm (12 ekor ayam) dengan berat 9,5 - 10,5 kg
• Bahan : ada 2 pilihan
o Kawat besi Ø 3,0 - 3,3 mm (BWG 10)
o Kawat besi Ø 2,8 - 3,0 mm (BWG 12)
Skema perhitungan jumlah ayam dengan berat kandang battery
No Jumlah ayam (ekor) kandang dg
panjang 120cm (kg) Kandang dg
panjang 200cm (kg)
1 1000 850 850
2 2000 1650 1675
3 3000 2450 2500
4 4000 3275 3350
5 5000 4100 4175
6 6000 4900 5000
7 7000 5700 5850
8 8000 6500 6675
9 9000 7350 7500
10 10000 8125 8350
Pemberian Pakan
Kandungan gizi pakan yang dibutuhkan pada fase finisher (ayam masa bertelur) adalah: protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal. Jumlah pakan per ekor rata-rata 161 gram/hari/ekor. Pemberian pakan dilaksanakan 2 kali sehari yaitu pada saat pagi dan sore hari. Pakan bisa berasal dari pakan jadi (buatan pabrik) atau peternak dapat menyusun sendiri dengan komposisi sebagai berikut: Bahan makanan hijauan terdiri dari (Daun lamtoro, alfalfa, dll).
Pemakaian bahan pakan sumber protein maximum 15 % karena mengandung zat anti nutrisi yaitu as amino mimosin. Bahan pakan sumber protrein dari nabati: bungkil kelapa, kedelai, bungkil kedelai, bungkil biji kapas, bungkil kacang, kacang hijau serta yang berasal dari hewani berupa: tepung ikan,tepung darah, MBM, tepung bulu, tepung ayam, tepung jerohan ayam. Bahan pakan sumber Mineral dan asam amino sintesis, antara lain Sumber Phosphor: Tri dimonocalsium phosphat dan tepung tulang serta bahan pakan yang mengandung asam amino adalah lysine dan methionine. Peternak yang ingin lebih berhemat dari penggunaan pakan maka harus menggunakan sumber pakan bahan asal lokal atau yang tersedia di sekitar bertempat.
Beberapa jenis ikan yang dapat dimanfaatkan untuk usahatani longyam, ikan lele, gurami, tawes, mujaher dll.

Pembesaran Ikan Lele
Padat tebar ikan lele pada usahatani longyam berkisar 100-450 ekor/m2, dengan ukuran 5-9 cm. Penebaran ikan dengan ukuran > 9 cm memungkinkan pengurangan mortalitas, mengingat kondisi kolam yang digabung dengan kandang ayam.
Pemberian pakan, makanan alami lele berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing dan serangga air. Makanan yang berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome), Ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta). Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein, seperti kotoran yang berasal dari kakus.
Pemberian pakan tambahan bisa berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan , tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam dan bangkai. Selain itu juga dapat diberi campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung, dan bekicot (2:1:1). Pemberian pakan tambahan maupun berupa pellet harus memperhatikan faktor efisiensi, karena ikan lele sudah memanfaatkan pakan yang tumpah dari pakan ayam, bahkan kotoran ayam (manure) masih mengandung protein 50 – 70%.

Pembesaran Ikan Gurami
Penebaran benih dilakukan 5 hari setelah pemupukan, dengan padat tebar dan tinggi air sesuai ukuran benih (lihat Tabel di bawah). Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat suhu udara rendah. Sebelum ditebar, dilakukan penyesuaian suhu air dalam wadah angkut dengan suhu air kolam (proses aklimitasi) dengan cara memasukkan air kolam sedikit demi sedikit secara perlahan ke dalam wadah angkut. Setelah terjadi penyesuaian suhu, wadah angkut dimasukkan ke dalam kolam. Air akan bercampur sedikit demi sedikit dan ikan-ikan akan keluar dan berenang ke tengah kolam.
Tabel Padat tebar benih, tinggi air dan jenis pakan
Tahap Tinggi Air Padat Tebar/M2 Jenis pakan
D1 30-40 cm 40-60 ekor Pakan alami (zooplanton), tubifex, tepung ikan atau pelet halus
D2 40-50 cm 30-40 ekor Tepung ikan, bungkil atau pelet remah
D3 50-60 cm 20-30 ekor Pelet remah/pelet kecil
D4 60-80 cm ?20 ekor Pelet atau daun-daunan (sente, talas, kajar)
D5 80-100 cm ? 20 ekor Pelet dan atau daun-daunan

Pemberian pakan
Selama masa pertumbuhannya ikan gurami mengalami perubahan tingkah laku makan (feeding habit) yang sangat signifikan. Larva bersifat karnivora (pemakan daging) sampai dengan ukuran dan umur tertentu, sedangkan juvenil muda bersifat omnivora (pemakan segala) dan setelah ukuran induk menjadi herbivora (pemakan daun). Pola perubahan tersebut terkait dengan pola perubahan enzimatik dalam saluran pencernaannya.
Adapun jenis pakan ikan gurami terdiri dari pakan alami (organik) berupa daun-daunan maupun pakan buatan (anorganik), berupa pelet. Pakan alami yang digunakan antara lain daun sente (Alocasia macrorrhiza (L), Schott), pepaya (Carica papaya Linn), keladi (Colocasia esculenta Schott), ketela pohon (Manihot utililissima Bohl), genjer (Limnocharis flava (L) Buch ), Kimpul (Xanthosoma violaceum Schott), Kangkung (Ipomea reptans Poin), Ubi jalar (Ipomea batatas Lamk), ketimun (Cucumis sativus L), labu (Curcubita moshata Duch en Poir), dadap (Erythrina sp).
Pada pola pemeliharaan dengan sistem longyam, dan lebih efisiensi biaya, maka pemberian pakan tambahan diberikan sekedarnya dan selebihnya hanya diharapkan dari tumpahan pakan ayam.

Bahan Bacaan
Anonymous, 2007. Kandang Ternak Ayam (Kandang Battery). www.anekaindustri.com.
Anonymous, 2007. Budidaya Ikan Lele www.villamutiaragading2.com

Usni Arie, 1997. Budidaya Ikan Air tawar. Main Center for Freshwater Aquaculture Development (MCFAD) Indonesia

Tidak ada komentar: